PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Seiring dengan berkembangnya zaman
yang semakin modern seyogyanya disertai dengan perkembangan pendidikan yang
semakin baik, akan tetapi pada kenyataanya penyelenggaraan pendidikan sampai
saat ini masih menganut pendekatan managerial administrasi yaitu pelaksanaan
pembelajaran yang menekankan pada penyelesaian program pembelajaran.
Sebagai akibatnya, minat dan
kebutuhan siswa terabaikan atau bahkan tidak tersentuh sama sekali karena guru
hanya terfokus pada penyelesaian pembelajaran sesuai program. Pelaksanaan
pendidikan yang demikian akan dapat melumpuhkan inovasi dan kreativitas guru
untuk mengembangkan idenya. Terabaikannya minat dan kebutuhan anak akan
mengakibatkan hambatan bagi perkembangan anak. Perkembangan anak hanya pada
aspek kognitif saja yang tidak selalu sesuai dengan minat dan kebutuhan anak
sehingga akan menghambat kreativitas anak.
Untuk mengatasi masalah ini tentunya
perlu upaya untuk mencapai pembelajaran yang dapat mengembangkan anak seoptimal
mungkin baik aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik serta pengembangan
kreatifitas. Bagi anak Sekolah Dasar yang masih berada pada taraf operasional
konkrit yaitu pemahaman pada suatu yang nyata atau tidak abstrak, maka anak
perlu pengalaman belajar langsung dan nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran yang dapat
mengembangkan potensi yang dimiliki anak antara lain yaitu pembelajaran terpadu.
Hal tersebut didasarkan pada perkembangan anak secara holistik, berlangsung
secara terpadu (aspek dimensi satu mempengaruhi aspek dimensi yang lain). Dalam
pembelajaran terpadu guru dituntut untuk memiliki kemampuan dalam merancang dan
melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik anak agar dapat
mengikuti perkembangan jaman yang semakin maju.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah
di atas, maka masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu:
- Apa saja ragam bentuk implementasi PTT?
- Apa saja sifat materi yang dipadukan ?
- Bagaimana cara pemaduan materi?
- Bagaimana waktu pelaksanaan materi?
- Apa kefleksibelan dan persyaratan PTT?
C.
Tujuan
Dari
uraian rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini yaitu :
- Untuk mengetahui ragam bentuk implementasi PTT.
- Untuk mengetahui sifat materi yang dipadukan .
- Untuk mengetahui cara pemaduan materi.
- Untuk mengetahui waktu pelaksanaan materi.
- Untuk mengetahui kefleksibelan dan persyaratan PTT.
PEMBAHASAN
- Ragam Bentuk Implementasi Pembelajaran Tematik Terpadu.
Di dalam praktiknya,terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi cara guru melaksanakan pembelajaran terpadu.Hal ini bisa
mengakibatkannya beraneka macam bentuk pelaksanaan pembelajaran terpadu.Ragam
ini bisa ditentukan oleh sifat materi yang dipadukan,cara memadukan
materinya,perancanaan pemanduannya,waktu pelaksanakannya,serta dilihat dari
unsur pemicunya. Hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam mengembangkan pembelajaran terpadu diungkapkan oleh
Tim Pengembang PGSD (1996: 13) yaitu ketelitian dalam mengantisipasi
kemanfaatan arahan pengait konseptual intra maupun antar bidang studi,
penguasaan material dan medodologi terhadap bidang-bidang studi yang perlu
dikaitkan dan memperhatikan kurikulum yang telah ada sehingga tercapainya
tujuan pendidikan. 16 Menurut Tim Pengembang PGSD (1996: 10-13).
Berikut akan diuraikan ragam bentuk implementasi
pembelajaran terpadu.
1.
Ditinjau
dari sifat materi yang dipadukan.
Jika ditinjau dari sifat materi yang dipadukan,maka
sedikitnya ada dua macam bentuk implementasi pembelajaran terpadu yaitu:
- pembelajaran terpadu intra bidang studi.
- pembelajaran terpadu antar bidang studi.Pembelajaran terpadu dikatakan bersifat intra bidag studi jika yang dipadukan adalah materi-materi (pokok bahasan/subpokok bahasan,konsep/subkonsep,keterampilan atau nilai) dalam satu bidang studi.Suatu pembelajaran yang memadukan materi pengukuran,rasio,pecahan,operasi hitung,misalnya adalah pembelajaran terpadu intra bidang studi Matematika.Pembelajaran yang memadukan keterampilan menyimak,membaca,berbicara,dan menulis,adalah pembelajaran terpadu intra bidang Bahasa Indonesia.
Sementara itu, pembelajaran terpadu yang memadukan
konsep/subkonsep,pokok bahasan/subpokok bahasa bidang studi yang satu dengan
bidang studi lainya dikatan pembelajaran terpadu antar bidang studi.Suatu
pembelajaran yang memadukan Matematika dan IPA,misalnya,dikatakan sebagai
pembelajaran terpadu antar bidang studi Matematika dan IPA.Pembelajaran terpadu
juga bisa terjadi antara IPA,IPS,MAT,dan Bahasa Indonesia.
2.
Ditinjau
dari cara pemaduan materi.
Didalam melaksanakan pembelajaran terpadu,guru terkadang
masih memperhtikan secara tegas batas-batas antara bidang studi yang satu
dengan yang lainnya.Namun,kadang-kadang pula,batas-batas antara mata pelajaran
yang satu dengan yang lain sudah sangat samar,hamper seperti tidak ada sekat
yang membatasinya.Dalam praktiknya,jika suatu tema telah ditetapkan,maka guru
bersama siswa mengkaji tema tersebut dari sudut pandang masing-masing bidang
studi.Berdasarkan tema tersebut,guru (bersama siswa) menentukan unsur-unsur
bidang studi yang harus ada tumpang tindih dengan bidang studi yang lainya.Jika
suatu temat telah ditetapkan,misalnya “Banjir”,siswa diajak mempelajari aspek
matematika,aspek IPA,aspek IPS,dan bnjir tersebut tanpa memperhatikan
keterkaitan antar apa yang dipelajari dalam Matematika,IPA,dan IPS.
Sementara itu,bisa juga pembelajaran yang mengakibatkan
siswa harus memadukan secara utuh beberapa atau bahkan semua bidang studi.Siswa
tidak hanya di tuntut untuk mengetahui aspek dari masing-masing bidang
studi,melainkan harus mengorganisasikannya sedemikian rupa menjadi satu
kesatuan yang utuh.Umumnya hal ini terjadi dalam pembelajaran proyek.
Tahap ini sebaiknya dilakukan
setelah membuat pemetaan kompetensi
dasar secara menyeluruh pada semua mata pelajaran yang diajarkan di sekolah
dasar dengan maksud supaya terjadi pemerataan keterpaduan dan pencapaiannya.
Pada saat menetapkan beberapa mata pelajaran yang akan dipadukan sebaiknya
sudah disertai dengan alasan atau rasional yang berkaitan dengan pencapaian
kompetensi dasar oleh siswa dan kebermaknaan belajar.
3.
Dilihat
dari waktu pelaksanaan materi.
Menurut Trianto (2011: 220) pengaturan jadwal pelajaran
merupakan prosedur yang bersifat administrative.Waktu pelaksanaan pembelajaran
tepadu bisa bermacam-macam.Pembelajaran terpadu ada yang dilaksanakan pada
waktu tertentu yakni apabila materi yang di ajarkan cocok sekali diajarkan
secara terpadu.Ada pula yang melaksanakan pembelajaran terpadu secara
periodik,da nada pula yang melaksanakan pembelajaran terpadu sehari
penuh.Pembelajaran terpadu yang dilaksanakan pada waktu tertentu dikatakan
pembelajaran terpadu yang bersifat temporer.Dalam hal ini yang
demikian,pelaksanaan pembelajaran terpadu tidak mengikuti jadwal yang
teratur.Pembelajaran ini terjadi tanpa kepastian waktu.Pembelajaran yang
sedemikian sangat bersifat situasional. Dengan melihat berbagai ragam
implementasi pembelajaran terpadu, dapat diuraikan bahwa pembelajaran terpadu
dimulai dari tahap perencanaan,pelaksanaan dan evaluasi. Pembelajarn terpadu
masih dibagi menjadi tiga model yaitu model pembelajaran tematik, keterpaduan
intra bidang studi dan inter bidang studi, yang masingmasing akan dijelaskan
lebih lanjut.
Adapun model jadwal pengajaran tematik ada dua macam yang
dijabarkan sebagai berikut.
- Model jadwal pengajaran tematik dengan mata pelajaran.
Model pembelajaran
dengan mata pelajaran pada umumnya dipakai di SD. Model jadwal ini, dengan tema
masuk dalam mata pelajaran. Artinya tema-tema yang dipakai dalam pembelajaran
tematik tidak tampak dalam jadwal, tetapi yang tertulis di jadwal yaitu nama
pelajaran.
- Model jadwal pengajaran tematik secara terintegrasi.
Jadwal pelajaran tematik secara terintegrasi adalah
jadwal pelajaran yang menggunakan tema-tema, bukan nama mata pelajaran. Oleh
karena itu, dalam pelajaran tidak tertulis namanama pelajaran. Teknik merancang
jadwal mata pelajaran tematik dengan mata pelajaran
- Semua guru yang mengajar di kelas 1, 2 dan 3, baik guru kelas, mata pelajaran agama, guru pendidikan jasmani, maupun muatan lokal perlu bersama-sama menyusun jadwal pelajaran.
- Menyusun jadwal pelajaran dengan menggunakan tabel berisi mata pelajaran dan jam mata pelajaran.
- Semua guru bermusyawarah menentukan tema.
- Teknik merancang jadwal pelajaran tematik secara terintegrasi.
- Semua guru yang mengajar di kelas 1, 2 dan 3, baik guru kelas, mata pelajaran agama, guru pendidikan jasmani, maupun muatan lokal perlu bersama-sama menyusun jadwal pelajaran.
- Sebelum dimulai tahun ajaran baru, semua guru bermusyawarah untuk menentukan tema-tema yang digunakan dalam pembelajaran tematik dalam satu tahun.
- Sebaiknya madarasah atau sekolah memiliki jadwal dengan nama mata pelajaran sebagai panduan guru untuk memahami jumlah jam untuk setiap mata pelajaran.
Pembelajaran terpadu dapat pula di rancang secara
periodik,misalnya pada setiap akhir pecan,setiap akhir catur wulan,dan lain
sebagainya.Waktu-waktu pelaksanaanya telah dirancang secara pasti.Sementara
itu,pelaksana pembelajaran terpadu dapat pula dilakukan seharian penuh.Selama
satu hari penuh tidak ada pelajaran bidang studi.Yang ada hanyalah siswa yang
belajar sesuai dengan yang diinginkannya.Oleh karena itu,tidak perlu heran
apabila dalam pembelajaran terpadu yang sedemikian dikenal dengan istilah integrated
day atau hari terpadu.
4.
Kefleksibelan
Pembelajaran Terpadu.
Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana
guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran
yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan
lingkungan dimana sekolah dan siswa berada. Didalam praktiknya,pembelajaran terpadu yang dikembangkan
oleh guru tihanya satu dimensi.Ada pembelajaran terpadu spontan yang memadukan
dua mata pelajaran secara utuh.Ada pula pembelajaran terpadu terencana yang di
dasarkan atas suatu tema tertentu,dan dilaksanakan setiap periode waktu
tertentu.Hampir tidak ditemukan pembelajara terpadu yang unidemensional.
5.
Persyaratan
Pembelajaran Terpadu.
Untuk dapat melaksanakan pembelajaran terpadu,beberapa
hal yang diperlukan antara lain adalah:
a.
Kejelian
profesional guru dalam mengantisipasi pemanfaatan berbagai kemungkinan arahan
pengait konseptual intra ataupun antar bidang studi.
b.
Pengusaan
material dan metodologi terhadap bidang-bidang studi yang perlu dikaitkan.
c.
Wawasan
kependidikan yang mampu membuat guru selalu waspada untuk memanfaatkan setiap
keputusan dan tindakannya untuk memberikan turunan nyata bagu pencapaian tujuan
utuh pendidikan (dampak instruksional dan danmpak pengiring) .
6. Langkah-langkah
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik
Menurut Rusman (2015:156-162) ada enam tahap dalam
mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran tematik yaitu :
- Menetapkan Mata Pelajaran yang akan dipadukan
Tahap ini
sebaiknya dilakukan setelah membuat pemetaan kompetensi dasar secara menyeluruh
pada semua mata pelajaran
yang diajarkan di sekolah dasar dengan maksud supaya terjadi pemerataan
keterpaduan. Pada saat menetapkan beberapa mata pelajaran yang akan dipadukan
sebaiknya sudah disertai dengan alasan atau rasional yang berkaitan dengan
pencapaian kompetensi dasar oleh siswa dan kebermaknaan belajar.
- Mempelajari kompetensi dasar dan indicator dari muatan mata pelajaran yang akan dipadukan
Pada tahap ini dilakukan pengkajian atas
kompetensi dasar pada jenjang dan kelas yang sama dari beberapa muatan mata
pelajaran yang memungkinkan untuk diajarkan dengan menggunakan paying sebuah
tema oemersatu. Sebelumnya perlu ditetapkan terlebih dahulu aspek-aspek dari
setiap muatan mata pelajaran yang dapat dipadukan.
Perhatikan contoh berikut :
Bahasa Indonesia
|
Matematika
|
IPA
|
Seni Bidaya dan Prakarya
|
Mendengarkan
|
Bilangan cacah sampai dengan tiga angka
|
Makhluk hidup dan proses kehidupan
|
Rupa: Gambar
ekspresi
|
Berbicara
|
Pengukuran:
Panjang, berat
|
Benda dan sifatnya
|
Gambar imajinatif
|
Membaca
|
Energi dan perubahannya
|
Objek imajinatif
|
|
Menulis
|
Ritme (warna, garis)
|
Berdasarkan pemetaan aspek dalam setiap muatan mata
pelajaran, sebagaimana yang tercetak tebal dan dilingkar di atas, maka
selanjutnya dapat ditetapkan kompetensi dasar dan indikator dari setiap muatan
mata pelajaran sebagaimana terlihat dalam contoh berikut:
Bahasa Indonesia
|
Matematika
|
IPA
|
Seni Budaya dan Prakarya
|
Mendeskripsikan
binatang di sekitar (secara lisan)
|
Memahami konsep
urutan bilangan cacah
|
Mendeskripsikan
bagian-bagian yang tampak pada hewan di sekitar rumah dan sekolah
|
Menanggapi
berbagai unsur rupa: bintik, garis, bidang, warna dan bentuk
|
- Memilih dan Menetapkan Tema/Topik Pemersatu
Tahap berikutnya yaitu memilih dan menetapkan
tema yang dapat mempersatukan kompetensi-kompetensi dasar dan indikator pada
setiap mata pelajaran yang akan dipadukan pada kelas dan semester yang sama.
Dalam memilih dan menetapkan tema terdapat beberapa hal yang perlu
pertimbangan, di antaranya: a) Tema yang dipilih harus memungkinkan terjadinya
proses berpikir pada diri siswa serta terkait dengan cara dan kebiasaan
belajarnya, b) Ruang lingkup tema disesuaikan dengan usia dan perkembangan
siswa, termasuk minat, kebutuhan, dan kemampuannya, dan c) Penetapan tema
dimulai dari lingkungan yang terdekat dan dikenali oleh siswa.
Tema-tema pemersatu yang akan dibahas dalam
pembelajaran tematik bisa ditetapkan sendiri oleh guru dan/atau bersama siswa
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut. Contoh tema, seperti:
”peristiwa alam”, ”keluarga”, ”kebersihan”, ”kesehatan”, ”rekreasi”, ”alat
transportasi”, ”alat komunikasi”, ”pengalaman”, dsb. Ruang lingkup tema yang
ditetapkan sebaiknya tidak terlalu luas atau terlalu sempit. Tema yang terlalu
luas bisa dijabarkan lagi menjadi anak tema atau subtema yang sifatnya lebih
spesifik dan lebih kongkret. Anak tema atau subtema tersebut selanjutnya dapat
dikembangkan lagi menjadi suatu materi/isi pembelajaran. Bila digambarkan akan
tampak seperti di bawah ini.
(Gambar)
Sebagai contoh, tema tentang
”PENGALAMAN” dapat dikembangkan menjadi anak tema: (1) Pengalaman menyenangkan,
(2) Pengalaman menyedihkan, (3) Pengalaman lucu/menggelikan. Tema ”ALAT
TRANSPORTASI” dapat dikembangkan menjadi anak tema seperti contoh berikut: (1)
Alat transportasi darat, (2) Alat transportasi laut, 3) Alat transportasi
udara. Tema ”PERISTIWA ALAM” dapat dikembangkan menjadi anak tema: (1) banjir,
(2) gempa bumi, (3) gunung meletus, (4) tanah longsor, dsb. TEMA Anak Tema 1
Anak Tema 2 Anak Tema 3 Materi 1 Materi 2 Materi 3.
- Menghubungkan kompetensi dasar dengan tema pemersatu.
Pada tahap ini dilakukan
pemetaan keterhubungan kompetensi dasar masing-masing matapelajaran yang akan
dipadukan dengan tema pemersatu. Pemetaan tersebut dapat dibuat dalam bentuk
bagan dan/atau matriks jaringan tema yang memperlihatkan kaitan antara tema
pemersatu dengan kompetensi dasar dari setiap mata pelajaran. Tidak hanya itu,
dalam pemetaan ini harus tampak juga hubungan tema pemersatu dengan
indikator-indikator pencapaiannya. Contoh pemetaan keterhubungan kompetensi
dasar dengan tema pemersatu ”BINATANG” dalam bagan dan matriks di bawah ini.
(Gambar)
Dari bagan
keterhubungan di atas dapat diuraikan secara lebih lengkap dalam contoh matriks
berikut:
Muatan Mata Pelajaran
|
Kompetensi dasar
|
Indikator
|
Bahasa
Indonesia
|
Menceritakan
binatang di sekitar
|
·
Menirukan gerak dan suara binatang tertentu
·
Menjelaskan ciri-ciri binatang secara rinci (nama,
ciri khasnya, suaranya, di mana hidupnya) dengan pilihan kata dan kalimat
yang runtut
·
Membaca dan melengkapi teks pendek yang dilengkapi
dengan gambar
|
IPA
|
Mendeskripsikan
bagian-bagian yang tampak pada hewan di sekitar rumah dan sekolah
|
·
Membuat daftar bagian-bagian utama tubuh hewan
(kucing, burung, ikan) dan kegunaannya dari hasil pengamatan
·
Menirukan berbagai suara hewan yang ada di
lingkungan sekitar
·
Menggambar sederhana hewan dan menamai
bagian-bagian utama tubuh hewan
·
Menceritakan cara hewan bergerak berdasarkan
pengamatan misalnya: menggunakan kaki, perut, sayap dan sirip
|
Matematika
|
Memahami
konsep urutan bilangan cacah
|
·
Menyebutkan banyaknya benda
·
Membaca dan menulis lambing bilangan dalam
kata-kata dan angka
·
Menentukan bahwa kumpulan benda lebih banyak,
lebih sedikit, atau sama dengan kumpulan lain
|
Kerajinan
Tangan dan Kesenian
|
Menanggapi
berbagai unsur rupa: bitnik, garis, bidang, warna, bentuk
|
·
Mengungkapkan perasaan ketertarikan pada objek
yang diamati dari berbagai unsur rupa dan perpaduannya.
|
- Penyusunan Silabus Pembelajaran Tematik
Dari hasil seluruh proses yang
telah dilakukan pada tahap-tahap sebelumnya dijadikan dasar dalam penyusunan
silabus pembelajaran tematik. Secara umum, silabus ini diartikan sebagai
garis-garis besar, ringkasan, ikhtisar, atau pokok-pokok isi/materi
pembelajaran tematik. Silabus merupakan penjabaran lebih lanjut dari standar
kompetensi, kompetensi dasar yang ingin dicapai, dan pokok-pokok materi yang
perlu dipelajari siswa. Dalam menyusun silabus perlu didasarkan pada
matriks/bagan keterhubungan yang telah dikembangkan. Kompetensi dasar setiap
matapelajaran yang tidak bisa dikaitkan dalam pembelajaran tematik disusun
dalam silabus tersendiri. Format silabus disusun dalam bentuk matriks dan
memuat tentang mata pelajaran yang akan dipadukan, kompetensi dasar dan
indikatornya yang akan dicapai, materi pokok, strategi atau langkah-langkah
pembelajaran yang akan dilakukan, alokasi waktu yang dibutuhkan, dan sumber
bahan pustaka yang dijadikan rujukan. Contoh format dan pedoman penyusunan
silabus pembelajaran tematik dapat dilihat pada matriks terlampir.
- Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik
Untuk keperluan pelaksanaan
pembelajaran tematik perlu disusun suatu rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP). Penyusunan rencana pembelajaran ini merupakan realisasi dari pengalaman
belajar siswa yang telah ditetapkan dalam silabus pembelajaran. Komponen
rencana pembelajaran tematik meliputi:
a.
Identitas
mata pelajaran (nama mata pelajaran yang akan dipadukan, kelas, semester, dan
waktu/banyaknya jam pertemuan yang dialokasikan).
b.
Kompetensi
dasar dan indikator yang hendak dicapai.
c.
Materi
pokok beserta uraiannya yang perlu dipelajari siswa dalam rangka mencapai
kompetensi dasar dan indikator.
d.
Strategi
pembelajaran (kegiatan pembelajaran secara konkret yang harus dilakukan siswa
dalam berinteraksi dengan materi pembelajaran dan sumber belajar untuk
menguasai kompetensi dasar dan indikator).
e.
Alat
dan media yang digunakan untuk memperlancar pencapaian kompetensi dasar, serta
sumber bahan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran tematik sesuai dengan
kompetensi dasar yang harus dikuasai.
f.
Penilaian dan tindak lanjut (prosedur dan
instrumen yang akan digunakan untuk menilai pencapaian belajar siswa serta
tindak lanjut hasil penilaian)
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari
pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa ragam bentuk pembelajaran temaik
terpadu dapat ditinjau dari beberapa segi, anatara lain :
- Ditinjau dari sifat materi yang dipadukan, termasuk intra bidang studi dan antar bidang studi
- Ditinjau dari cara pemaduan materi
Di dalam pemaduan materi, harus memperhatikan
secara tegas batas-batas antara bidang studi yang satu dengan yang lainnya
karena terkadang batas-batas antara mata
pelajaran yang satu dengan yang lain sudah sangat samar,hamper seperti tidak
ada sekat yang membatasinya.
- Ditinjau dari waktu pelaksanaannya, pembelajaran tematik menggunakan waktu tertentu (temporer atau periodik) atau Satu hari penuh (Integrated Day)
- Ditinjau dari kefleksibilitasnya, pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada
- Selain itu, dalam pelaksanaannya pembelajaran terpadu,harus memiliki beberapa persyaratan yang harus dimiliki.
B.
Saran
Para calon pendidik dan pendidik hendaknya memahami
tentang cara melaksanakan pembelajaran terpadu agar dalam melaksanakan
pembelajaran terpadu tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Asep Herry Hernawan, http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._KURIKULUM_DAN_TEK._PENDIDIKAN/196202071987031-ASEP_HERRY_HERNAWAN/Karya_Ilmiah/MODEL_PEMBELAJARAN_TEMATIK-Seminar_Kuningan.pdf,
10 Februari 2016
Rusman.2015. PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU.Jakarta:PT. RajaGrafindo Persada
Tim Pengembang PGSD. 1996. Pembelajaran Terpadu D2 PGSD dan S2
Pendidikan Dasar. Departemen Kebudayaan dan Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi.
Trianto..2011. Model Pembelajaran Terpadu.Jakarta: PT Bumi Aksara
No comments:
Post a Comment