Friday, 24 February 2017

REFLEKSI PENDEKATAN, METODE



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Seorang guru harus memiliki empat kompetensi utama yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi profesional. Salah satu aspek kompetensi pedagogik adalah guru mampu melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Guru juga harus memiliki kompetensi profesional yaitu mampu mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif melalui penelitian tindakan kelas.
Dalam mencapai tujuan pembelajaran sangat diperlukan kemampuan guru untuk menciptakan situasi belajar sehingga siswa dapat berinteraksi dengan guru secara intensif yang telah diprogramkan guru. Situasi pembelajaran yang memungkinkan terjadinya kegiatan belajar mengajar yang optimal dipengaruhi oleh pendekatan pembelajaran yang digunakan. Pendekatan pembelajaran sebagai penjelas untuk mempermudah guru memberikan pelayanan belajar dan juga mempermudah siswa untuk memahami materi ajar yang disampaikan guru, dengan memelihara suasana pembelajaran yang menyenangkan.
Oleh sebab itu guru harus melakukan refleksi diri untuk mengetahui apakah sudah melaksanakan tugasnya secara maksimal karena guru perlu memahami bahwa salah satu kompetensi yang harus dimiliki adalah mendidik, mengajar, dan melatih siswa dengan pengetahuan dan keterampilan yang bermanfaat bagi siswa dalam kehidupannya. Guru juga dituntut mampu menguasai bidang studi yang diampuhnya dan mengajarkannya kepada siswa secara professional, maka guru harus melakukan penilaian terhadap kinerjanya sendiri, terutama dalam pembelajaran di kelas sehingga dapat mengetahui bahwa pembelajarannya perlu diperbaiki kualitasnya.
Dengan demikian, guru akan dapat berusaha melakukan perbaikan pembelajaran yang inovatif dan kreatif yaitu guru yang selalu mencari dan menemukan hal-hal baru untuk kepentingan kualitas pembelajaran di kelas. Kemampuan tersebut dapat dilihat dari upaya guru dalam melakukan perbaikan kualitas proses pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas dengan cara merefleksi diri.

B.     Rumusan Masalah
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai  :
1.      Apa yang dimaksud dengan refleksi dalam pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran?
2.      Bagaimana penentuan pendekatan, metode pembelajaran?

C.    Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui :
1.      Refleksi dalam pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran?
2.      Penentuan pendekatan, metode pembelajaran?
  
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Refleksi Dalam Pendekatan, Metode, Dan Teknik Pembelajaran
Kegiatan refleksi merupakan kegiatan yang sangat penting untuk dilaksanakan sebab akan mengontrol tindakan guru, guru dapat melihat apa yang masih perlu diperbaiki, ditingkatkan atau dipertahankan. Merupakan kegiatan yang perlu dilakukan ketika guru sebagai praktisi lapangan telah selesai melakukan tindakan, ini merupakan suatu bentuk dari evaluasi terhadap diri sendiri. Guru menyampaikan segala kegiatan atau pengalaman yang telah dilakukan untuk didiskusikan dengan peneliti, guru menyampaikan segala apa yang telah dirasakan dan meyampaikan sejauh mana progress atau kemajuan dari tindakan yang dilakukannya. (Arikunto,dkk, 2009: 19-20)
Mengemukakan kembali atau melaksanakan lagi apa yang telah dilakukan merupakan kegiatan refleksi. Guru sebagai pelaksana dan peneliti sebagai pengamat diharapkan dapat bekerjasama dengan baik agar dapat terjadi penilaian secara objektif, peneliti merupakan pihak yang sangat berkepentingan karena akan meningkatkan kinerjanya, ini dimaksudkan agar pelaksanaan tindakan dapat dilaksanakan secara alami dan dapat dikelola dengan baik.  Dalam hal ini guru sebaiknya menyampaikan segala yang telah dilaksanakan dengan sebenar-benarnya kepada peneliti sehingga tindakan yang akan diambil selanjutnya dapat sesuai dengan keadaan dan kebutuhan yang ada. (Arikunto,dkk, 2009: 19-20)
Refleksi adalah suatu tindakan  atau kegiatan untuk mengetahui serta memahami apa yang terjadi sebelumnya, belum terjadi, dihasilkan apa yang belum dihasilkan, atau apa yang belum tuntas dari suatu upaya atau tindakan yang telah dilakukan. (Tahir, 2011: 93)
Refleksi berarti kegiatan yang dilakukan untuk mengingat kembali suatu tindakan yang telah dilakukan dalam observasi. Refleksi mengkaji ulang apa yang telah terjadi atau mempertimbangkan proses, permasalahan, isu, dan kekurangan yang ada atau yang belum tuntas dari strategi penelitian yang telah dilakukan. Refleksi menjadi dasar untuk mengetahui kembali rencana tindakan dengan memperhatikan variasi perspektif yang mempunyai aspek evaluatif bagi peneliti untuk mempertimbangkan atau menilai apakah  dampak tindakan yang timbul sudah sesuai dengan yang diinginkan dan membuat perencanaan kembali. Langkah selanjutnya setelah pelaksanaan tindakan dan observasi merupakan refleksi hasil pengamatan, melalui refleksi maka dapat diketahui atau dipahami kelebihan dan kekurangan yang terjadi dalam penelitian tindakan. (Uno, dkk, 2012: 69)
Kegiatan mengingat, merenungkan, mencermati, dan menganalisis kembali suatu tindakan yang telah dilakukan dalam observasi merupakan refleksi yang dalam penalitian tindakan kelas akan memahami proses, masalah, persoalan dan kendala yang nyata dalam tindakan yang telah dilakukan selama proses pembelajaran. (Asrori, 2009: 54). Dalam melakukan kegiatan refleksi guru selain berperan sebagai peneliti itu sendiri juga harus bekerjasama dengan guru yang sama mata pelajaran namun berbeda kelas atau peneliti dari perguruan tinggi agar refleksi dapat dilakukan sampai pada tahap pemaknaan tindakan dan situasi dalam pembelajaran yang ada sehingga dapat memberikan dasar untuk memperbaiki rencana tindakan yang akan dilakukan selanjutnya. ( Asrori, 2009: 54)

B.     Penentuan Pendekatan, Metode Pembelajaran
1.      Pengertian Pendekatan
Pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang akan ditempuh oleh guru dan siswa dalam mencapai tujuan instruksional untuk suatu satuan instruksional. Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.
Pendekatan pembelajaran merupakan aktivitas guru dalam memilih kegiatan pembelajaran, apakah guru akan menjelaskan suatu pengajaran dengan materi bidang studi yang sudah tersusun dalam urutan tertentu, ataukah dengan menggunakan materi yang terkait satu dengan lainnya dalam tingkat kedalaman yang berbeda, atau bahkan merupakan materi yang terintegrasi dalam satu kesatuan multi disiplin ilmu.
Menurut Roy Killen (dalam Adisusilo, 2012 : 86) ada 2 pendekatan utama dalam pembelajaran  yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach), yang menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inkuiry serta strategi pembelajaran induktif. (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach), yang menurunkan strategi pembelajaran langsung, pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori.
2.      Pengertian Metode
Menurut Purwadarminta (dalam Sudjana, 2010 : 7) metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Metode adalah bagaimana upaya mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Dengan demikian bisa terjadi satu strategi pembelajaran digunakan beberapa metode.
Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tersebut dapat tercapai secara optimal. Dengan demikian, metode dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang peran yang sangat penting.
Metode mengajar merupakan salah satu komponen yang harus digunakan dalam pembelajaran karena untuk mencapai tujuan pembelajaran maupun dalam upaya membentuk kemampuan siswa.
Prinsip metode mengajar yang berkaitan dengan faktor perkembangan siswa yaitu :
a.       Dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa
b.      Dapat memberikan peluang untuk berekspresi dalam aspek seni
c.       Dapat memungkinkan siswa belajar memecahkan masalah
d.      Dapat menimbulkan rasa ingin tahu siswa untuk menguji kebenaran
e.       Memungkinkan siswa untuk melakukan penemuan
f.       Memungkinkan siswa mampu menyimak
g.      Memungkinkan siswa belajar mandiri
h.      Memungkinkan siswa belajar bersama
i.        Memungkinkan siswa untuk lebih termotivasi dalam belajarnya.

3.      Ciri-ciri Umum Pendekatan dan Metode Pembelajaran yang Baik
Ada beberapa ciri dari sebuah pendekatan / metode pembelajaran yang baik untuk pembelajaran :
1.      Berpadunya metode dari segi tujuan dan alat,
2.      Bersifat luwes, fleksibel dan memiliki daya sesuai dengan watak siswa dan materi,
3.      Bersifat fungsional dalam menyatukan teori dengan praktek dan mengantarkan siswa pada kemampuan praktis,
4.      Tidak mereduksi materi, bahkan sebaliknya mengembangkan materi pelajaran,
5.      Memberikan keleluasaan pada siswa untuk menyatakan pendapatnya,
6.      Mampu menempatkan guru dalam posisi yang tepat, terhormat dalam keseluruhan proses pembelajaran.

4.      Prinsip-prinsip Penentuan Pendekatan dan Metode Pembelajaran
Beberapa prinsip yang mendasari penentuan pendekatan dan metode dalam proses pembelajaran, yaitu:
1.      Prinsip motivasi dan tujuan belajar.
Motivasi memiliki kekuatan sangat dahsyat dalam proses pembelajaran. Belajar tanpa motivasi seperti badan tanpa jiwa atau laksana mobil tanpa bahan bakar.

2.      Prinsip kematangan dan perbedaan individual.
Belajar memiliki masa kepekaan masing-masing dan tiap anak memiliki tempo kepekaan yang tidak sama. Kepekaan intelektual anak menurut J. Piaget memiliki 3 fase yaitu: fase praoperasional, fase operasi konkret, fase operasional formal.

3.      Prinsip penyediaan peluang dan pengalaman praktis.
Belajar dengan memperhatikan peluang sebesar-besarnya bagi praktisi anak didik dan pengalaman langsung oleh anak jauh memiliki   makna dari pada belajar verbalistik.

4.      Integrasi pemahaman dan pengalaman.
Penyatuan pemahaman dan pengalaman menghendaki suatu proses pembelajaran yang mampu menerapkan pengalaman nyata dalam suatu proses belajar. Prinsip belajar ini didasarkan pada asumsi bahwa pengalaman mendahului proses belajar dan isi pengajaran atau makna sesuatu harus berasal dari pengalaman siswa sendiri. Pendekatan belajar yang mungkin dapat dilakukan adalah: mengalami, mengungkapkan, mengolah, menyimpulkan dan menerapkan.

5.      Prinsip fungsional.
Belajar merupakan proses pengalaman hidup yang bermanfaat bagi kehidupan berikutnya. Setiap belajar nampaknya tidak bisa lepas dari nilai manfaat sekalipun bisa berupa manfaat teoritik atau praktis bagi kehidupan sehari-hari.
  
6.      Prinsip menggembirakan.
Belajar merupakan proses yang terus berlanjut tanpa henti, tentu seiring dengan kebutuhan dan tuntutan yang terus menerus, maka metode pembelajaran jangan sampai memberi kesan memberatkan sehingga kesadaran belajar pada anak cepat berakhir.

5.       Faktor Penentu dalam Pemilihan Pendekatan, Metode Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu sistem lingkungan belajar yang terdiri atas komponen tujuan, bahan pelajaran, pendekatan dan metode, alat, siswa dan guru. Sebagai suatu sistem, komponen-komponen tersebut saling berkaitan erat, saling mempengaruhi. Oleh karena itu, dalam memilih dan menggunakan pendekatan dan metode pembelajaran, komponen tujuan, bahan pengajaran, pendekatan dan metode, alat, siswa, dan guru merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi.

A.    Tujuan Pembelajaran
Komponen utama yang harus dipertimbangkan dalam memilih dan menggunakan pendekatan dan metode pembelajaran ialah tujuan, yang dalam kurikulum 2004 dirumuskan dalam bentuk kompetensi, sebab semua komponen tersebut termasuk pendekatan dan metode pembelajaran dipilih dan difungsikan untuk mencapai tujuan permbelajaran.
Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar-mengajar. Karakteristik tujuan yang akan dicapai sangat mempengaruhi penentuan metode, sebab metode tunduk pada tujuan bukan sebaliknya.
Kaitan metode dengan tujuan pembelajaran yaitu didasarkan atas kondisi bahwa metode sebagai cara untuk mencapai tujuan pembelajaran, sehingga metode apa yang digunakan banyak dipengaruhi oleh kondisi tujuan pembelajaran itu sendiri. Tujuan pembelajaran disini menyangkut kemampuan yang harus dimiliki siswa setelah selesai mengikuti pembelajaran.
 Tujuan pembelajaran menyangkut tiga kelompok perilaku, yaitu pengetahuan, keterampilan dan sikap. Untuk masing-masing kelompok perilaku diperlukan penggunaan pendekatan dan metode pembelajaran yang berbeda sesuai dengan aspek kegiatan yang dituntut untuk penguasaan jenis-jenis tujuan pembelajaran tersebut. Bloom mengelompokkan tujuan pembelajaran ke dalam tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Untuk setiap ranah terdapat tingkatan-tingkatan kemampuan yang berkisar dari kualitas yang rendah sampai pada kualitas kemampuan yang tinggi.
Pencapaian kemampuan-kemampuan untuk setiap tingkatan pada setiap ranah mempunyai implikasi terhadap penetapan jenis pendekatan dan metode pembelajaran. Ketepatan pemilihan pendekatan dan metode pembelajaran akan menghasilkan kualitas hasil belajar yang tinggi, bahkan dapat mencapai tingkat efisiensi yang tinggi pula. Untuk mencapai kemampuan yang bersifat menyatakan tidak usah menggunakan variasi metode yang terlalu rumit, misalnya cukup menggunakan metode yang hanya untuk menyampaikan informasi. Tetapi sebaliknya apabila kemampuan belajar yang diharapkan itu menyangkut psikomotor yang tinggi maka harus menggunakan variasi metode yang sekiranya siswa dapat menampilkan / mempraktekan kemampuan tertentu.
Dengan memperhatikan karakteristik pencapaian setiap tujuan pembelajaran, diharapkan guru tidak melakukan kesalahan dalam memilih pendekatan dan metode pembelajaran untuk membantu siswa menguasai tujuan pembelajaran.

B.     Bahan / Materi Pelajaran
Materi pelajaran ialah sejumlah materi yang hendak disampaikan oleh guru untuk bisa dipelajari dan dikuasai oleh siswa.
Pengaruh bahan belajar terhadap penetapan pendekatan dan metode pada hakikatnya merupakan kelanjutan dari pengaruh tujuan belajar. Gagne mengungkapkan bahwa bahan belajar terdiri dari konsep, prinsip, prosedur, dan fakta atau kenyataan yang ada. Dari setiap jenis bahan belajar tersebut memiliki tingkatan kesulitan yang terdiri dari bahan belajar dasar, kelanjutan dan tinggi. Berdasarkan keragaman bahan belajar tersebut maka dituntut adanya penggunaan variasi pendekatan dan metode dalam kegiatan pembelajaran sesuai dengan jenis bahan belajar itu sendiri. Metode-metode tertentu ada yang dapat digunakan untuk membahas seluruh bahan belajar, tetapi ada metode-metode tertentu yang hanya tepat digunakan untuk bahan-bahan tertentu pula.
Setiap jenis dan tingkat kekompleksitan materi pelajaran menuntut kegiatan yang berbeda untuk mencapainya. Apabila materi yang akan dibahas merupakan materi baru bagi siswa maka guru hendaknya memulai kegiatan pembelajaran dengan menjelaskan secara singkat atau melakukan demonstrasi yang menarik perhatian siswa.
Sebaliknya, apabila materi yang akan dibahas merupakan materi yang sudah dikenal siswa maka guru dapat meminta siswa untuk mengemukakan pengetahuannya yang berkenaan dengan materi yang dibahas atau mengajukan permasalahan yang harus diselesaikan oleh siswa. Apabila materi yang disajikan berisi tentang konsep-konsep yang abstrak tentu guru harus memberikan banyak contoh agar siswa menguasai dengan mudah konsep yang dibahas.

C.    Siswa
Yang paling berkepentingan dalam proses pembelajaran ialah siswa mengingat tujuan yang harus dicapai dari proses tersebut adalah perubahan perilaku siswa. Oleh karena, di dalam memilih dan menggunakan pendekatan dan metode pembelajaran, faktor siswa tidak boleh diabaikan.
Siswa sebagai subjek belajar memiliki karakteristik yang berbeda-beda, baik minat, bakat, kebiasaan, motivasi, situasi sosial, lingkungan keluarga dan harapan terhadap masa depannya. Semua perbedaan tersebut akan berpengaruh terhadap penentuan metode pembelajaran.
Setelah guru menetapkan pendekatan dan metode pembelajaran yang dipilih sebaiknya gunakan pilihan berdasarkan pertimbangan tujuan dan materi atau bahan pelajaran sehingga dalam menentukan bagaimana teknik menggunakan pendekatan dan metode pembelajaran tersebut, faktor siswa menjadi salah satu pertimbangan kita.
Kondisi siswa memiliki karakteristik pribadi yang dimilikinya yaitu menyangkut : jenis kelamin, usia, latar belakang sosial ekonomi, pengalaman dan keadaan psikisnya. Siswa sebagai pribadi tersendiri memiliki perbedaan-perbedaan. Sangat bijaksana bila dalam penggunaan pendekatan dan metode pembelajaran, kita mempertimbangkan perbedaan-perbedaan tersebut. Selain dengan mempertimbangkan siswa secara individual, jumlah siswa akan mempengaruhi pula terhadap penggunaan pendekatan dan metode pembelajaran. Misalnya, apabila guru akan merancang kegiatan diskusi dalam pembelajaran, guru harus yakin bahwa siswa sudah memiliki kemampuan untuk mengajukan dan atau menanggapi pendapat secara lisan. Contoh lain, apabila guru akan melakukan kegiatan di laboratorium, guru harus yakin bahwa siswa sudah terbiasa dengan laboratorium. Kalau tidak, kegiatan percobaan di laboratorium tidak akan berjalan efektif karena siswa belum terbiasa menggunakan alat-alat yang ada di laboratorium.
Bagi siswa yang memiliki pengalaman yang sederhana dan terbatas akan lain cara belajarnya apabila dibandingkan dengan mereka yang sudah banyak memiliki pengalaman walaupun mempelajari bahan kajian yang sama. Untuk mengatasi keanekaragaman karakteristik siswa tersebut maka sumber belajar yang digunakan perlu dianalisis terlebih dahulu dalam penetapan suatu pendekatan dan metode, sehingga dalam penerapannya tidak akan mengalami ketimpangan cara berpikir antara siswa yang sudah banyak pengalaman dan siswa yang masih kurang memiliki pengalaman dalam bidang-bidang tertentu. Apabila guru sudah dapat mengantisipasi tentang karakteristik siswa seja awal, maka iklim belajar dalam kegiatan pembelajaran akan tercipta secara kondusif.

D.    Guru
Setiap orang memiliki kepribadian, perfomance style, kebiasaan dan pengalaman mengajar berbeda-beda . Kompetensi mengajar biasanya dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan. Guru yang latar belakang pendidikan keguruan biasanya lebih trampil dalam memilih metode dan tepat dalam menerapkannya.
Jadi untuk menjadi seorang guru pada intinya harus memiliki jiwa profesional. Dengan jiwa keprofesionalannya dalam menyampaikan pelajaran atau dalam proses pembelajaran itu akan berhasil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Setiap guru memiliki kelebihan dan keterbatasan. Sebagai contoh, di lapangan kadang-kadang ada guru yang jika menerangkan pelajaran sangat menerik perhatian siswa dan jelas.Sementara itu, ada guru lain yang walaupun menggunakan Pendekatan dan metode pembelajaran  yang sama dengan guru yang tadi,tetapi ia tidak mampu menarik perhatian siswa, bahkan cenderung membosankan.Hal ini terjadi mungkin karena guru yang pertama tadi memiliki kelebihan dalam hal seni mengajar. Hal-hal seperti itu perlu menjadi pertimbangan kita dalam memilih dan mengggunakan Pendekatan dan metode pembelajaran. Demikian pula kondisi fisik guru, terutama pada saat akan mengajar.
  
BAB III
PENUTUP
A.   Simpulan
Refleksi adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengingat, merenungkan, mencermati dan menganalisis kembali suatu tindakan yang telah dilakukan dalam observasi. Refleksi juga merupakan suatu tindakan atau kegiatan untuk mengetahui apa yang telah terjadi sebelumnya, belum terjadi, serta apa yang belum dihasilkan.
Kegiatan refleksi merupakan kegiatan yang sangat penting untuk dilaksanakan sebab akan mengontrol tindakan guru, guru dapat melihat apa yang masih perlu diperbaiki, ditingkatkan atau dipertahankan.
Pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang akan ditempuh oleh guru dan siswa dalam mencapai tujuan instruksional untuk suatu satuan instruksional. Metode adalah bagaimana upaya mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Faktor Penentu dalam Pemilihan Pendekatan, Metode Pembelajaran ktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam penggunaan teknik pembelajaran yaitu tujuan belajar, bahan belajar, siswa, guru, waktu dan fasilitas belajar dan sarana bela
B.   Saran
Sebaiknya guru benar-benar mengerahkan kemampuan untuk tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan dengan menggunakan pendekatan, metode dan teknik yang tepat dalam mengajar. Makalah ini tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan, penulis mengharap krtik dan saran yang mendukung demi terwujudnya makalah yang menjadi sempurna dan baik. Meskipun jauh dari kesempurnaan, penulis berharap makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca dan penulis khususnya.
  
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. Suhardjono. Supardi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Asrori, Muhammad. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV Wacana Prima.
Adisusilo, Sutarjo. 2012. Pembelajaran Nilai-Karakter Konstruktivisme dan VCT Sebagai Inovasi Pendekatan Pembelajaran Afektif. Jakarta : Rajawali Pers
Sudjana. 2010. Metode & Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung : Falah



No comments:

Post a Comment