BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Seorang guru harus memiliki empat kompetensi utama yaitu
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi
profesional. Salah satu aspek kompetensi pedagogik adalah guru mampu melakukan
tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Guru juga harus
memiliki kompetensi profesional yaitu mampu mengembangkan keprofesionalan
secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif melalui penelitian
tindakan kelas.
Dalam mencapai tujuan pembelajaran sangat diperlukan
kemampuan guru untuk menciptakan situasi belajar sehingga siswa dapat
berinteraksi dengan guru secara intensif yang telah diprogramkan guru. Situasi
pembelajaran yang memungkinkan terjadinya kegiatan belajar mengajar yang optimal
dipengaruhi oleh pendekatan pembelajaran yang digunakan. Pendekatan
pembelajaran sebagai penjelas untuk mempermudah guru memberikan pelayanan
belajar dan juga mempermudah siswa untuk memahami materi ajar yang disampaikan
guru, dengan memelihara suasana pembelajaran yang menyenangkan.
Oleh sebab itu guru harus melakukan refleksi diri untuk
mengetahui apakah sudah melaksanakan tugasnya secara maksimal karena guru perlu
memahami bahwa salah satu kompetensi yang harus dimiliki adalah mendidik,
mengajar, dan melatih siswa dengan pengetahuan dan keterampilan yang bermanfaat
bagi siswa dalam kehidupannya. Guru juga dituntut mampu menguasai bidang studi
yang diampuhnya dan mengajarkannya kepada siswa secara professional, maka guru
harus melakukan penilaian terhadap kinerjanya sendiri, terutama dalam
pembelajaran di kelas sehingga dapat mengetahui bahwa pembelajarannya perlu
diperbaiki kualitasnya.
Dengan demikian, guru akan dapat berusaha melakukan
perbaikan pembelajaran yang inovatif dan kreatif yaitu guru yang selalu mencari
dan menemukan hal-hal baru untuk kepentingan kualitas pembelajaran di kelas.
Kemampuan tersebut dapat dilihat dari upaya guru dalam melakukan perbaikan
kualitas proses pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas dengan cara
merefleksi diri.
B.
Rumusan Masalah
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai :
1. Apa yang dimaksud dengan refleksi
dalam pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran?
2. Bagaimana penentuan pendekatan,
metode pembelajaran?
C.
Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penulisan makalah
ini yaitu untuk mengetahui :
1. Refleksi dalam pendekatan, metode,
dan teknik pembelajaran?
2. Penentuan pendekatan, metode
pembelajaran?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Refleksi Dalam Pendekatan, Metode,
Dan Teknik Pembelajaran
Kegiatan refleksi merupakan kegiatan yang sangat penting
untuk dilaksanakan sebab akan mengontrol tindakan guru, guru dapat melihat apa
yang masih perlu diperbaiki, ditingkatkan atau dipertahankan. Merupakan
kegiatan yang perlu dilakukan ketika guru sebagai praktisi lapangan telah
selesai melakukan tindakan, ini merupakan suatu bentuk dari evaluasi terhadap
diri sendiri. Guru menyampaikan segala kegiatan atau pengalaman yang telah
dilakukan untuk didiskusikan dengan peneliti, guru menyampaikan segala apa yang
telah dirasakan dan meyampaikan sejauh mana progress
atau kemajuan dari tindakan yang dilakukannya. (Arikunto,dkk, 2009: 19-20)
Mengemukakan kembali atau melaksanakan lagi apa yang telah
dilakukan merupakan kegiatan refleksi. Guru sebagai pelaksana dan peneliti
sebagai pengamat diharapkan dapat bekerjasama dengan baik agar dapat terjadi
penilaian secara objektif, peneliti merupakan pihak yang sangat berkepentingan
karena akan meningkatkan kinerjanya, ini dimaksudkan agar pelaksanaan tindakan
dapat dilaksanakan secara alami dan dapat dikelola dengan baik. Dalam hal ini guru sebaiknya menyampaikan
segala yang telah dilaksanakan dengan sebenar-benarnya kepada peneliti sehingga
tindakan yang akan diambil selanjutnya dapat sesuai dengan keadaan dan
kebutuhan yang ada. (Arikunto,dkk, 2009: 19-20)
Refleksi adalah suatu tindakan atau kegiatan untuk mengetahui serta memahami
apa yang terjadi sebelumnya, belum terjadi, dihasilkan apa yang belum
dihasilkan, atau apa yang belum tuntas dari suatu upaya atau tindakan yang
telah dilakukan. (Tahir, 2011: 93)
Refleksi berarti kegiatan yang dilakukan untuk mengingat
kembali suatu tindakan yang telah dilakukan dalam observasi. Refleksi mengkaji
ulang apa yang telah terjadi atau mempertimbangkan proses, permasalahan, isu,
dan kekurangan yang ada atau yang belum tuntas dari strategi penelitian yang
telah dilakukan. Refleksi menjadi dasar untuk mengetahui kembali rencana
tindakan dengan memperhatikan variasi perspektif yang mempunyai aspek evaluatif
bagi peneliti untuk mempertimbangkan atau menilai apakah dampak tindakan yang timbul sudah sesuai
dengan yang diinginkan dan membuat perencanaan kembali. Langkah selanjutnya
setelah pelaksanaan tindakan dan observasi merupakan refleksi hasil pengamatan,
melalui refleksi maka dapat diketahui atau dipahami kelebihan dan kekurangan
yang terjadi dalam penelitian tindakan. (Uno, dkk, 2012: 69)
Kegiatan mengingat, merenungkan, mencermati, dan
menganalisis kembali suatu tindakan yang telah dilakukan dalam observasi
merupakan refleksi yang dalam penalitian tindakan kelas akan memahami proses,
masalah, persoalan dan kendala yang nyata dalam tindakan yang telah dilakukan
selama proses pembelajaran. (Asrori, 2009: 54). Dalam melakukan kegiatan
refleksi guru selain berperan sebagai peneliti itu sendiri juga harus
bekerjasama dengan guru yang sama mata pelajaran namun berbeda kelas atau
peneliti dari perguruan tinggi agar refleksi dapat dilakukan sampai pada tahap
pemaknaan tindakan dan situasi dalam pembelajaran yang ada sehingga dapat
memberikan dasar untuk memperbaiki rencana tindakan yang akan dilakukan
selanjutnya. ( Asrori, 2009: 54)
B.
Penentuan Pendekatan, Metode
Pembelajaran
1.
Pengertian Pendekatan
Pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang akan ditempuh
oleh guru dan siswa dalam mencapai tujuan instruksional untuk suatu satuan
instruksional. Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau
sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan
tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya
mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan
cakupan teoretis tertentu.
Pendekatan pembelajaran merupakan aktivitas guru dalam
memilih kegiatan pembelajaran, apakah guru akan menjelaskan suatu pengajaran
dengan materi bidang studi yang sudah tersusun dalam urutan tertentu, ataukah
dengan menggunakan materi yang terkait satu dengan lainnya dalam tingkat
kedalaman yang berbeda, atau bahkan merupakan materi yang terintegrasi dalam
satu kesatuan multi disiplin ilmu.
Menurut Roy Killen (dalam Adisusilo, 2012 : 86) ada 2
pendekatan utama dalam pembelajaran
yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada
siswa (student centered approach), yang menurunkan strategi pembelajaran
discovery dan inkuiry serta strategi pembelajaran induktif. (2) pendekatan
pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered
approach), yang menurunkan strategi pembelajaran langsung, pembelajaran deduktif
atau pembelajaran ekspositori.
2.
Pengertian Metode
Menurut Purwadarminta (dalam Sudjana, 2010 : 7) metode
adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu
maksud. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode adalah cara
kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai
tujuan yang telah ditentukan.
Metode adalah bagaimana upaya mengimplementasikan rencana
yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai
secara optimal. Metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah
ditetapkan. Dengan demikian bisa terjadi satu strategi pembelajaran digunakan
beberapa metode.
Metode adalah cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan
yang telah disusun tersebut dapat tercapai secara optimal. Dengan demikian,
metode dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang peran yang sangat penting.
Metode mengajar merupakan salah satu
komponen yang harus digunakan dalam pembelajaran karena untuk mencapai tujuan
pembelajaran maupun dalam upaya membentuk kemampuan siswa.
Prinsip metode mengajar yang berkaitan
dengan faktor perkembangan siswa yaitu :
a. Dapat
membangkitkan rasa ingin tahu siswa
b. Dapat
memberikan peluang untuk berekspresi dalam aspek seni
c. Dapat
memungkinkan siswa belajar memecahkan masalah
d. Dapat
menimbulkan rasa ingin tahu siswa untuk menguji kebenaran
e. Memungkinkan
siswa untuk melakukan penemuan
f. Memungkinkan
siswa mampu menyimak
g. Memungkinkan
siswa belajar mandiri
h. Memungkinkan
siswa belajar bersama
i.
Memungkinkan siswa untuk lebih
termotivasi dalam belajarnya.
3.
Ciri-ciri Umum Pendekatan dan Metode
Pembelajaran yang Baik
Ada beberapa
ciri dari sebuah pendekatan / metode
pembelajaran yang baik untuk pembelajaran :
1.
Berpadunya metode dari segi tujuan dan alat,
2.
Bersifat luwes, fleksibel dan memiliki daya sesuai dengan watak siswa dan
materi,
3.
Bersifat fungsional dalam menyatukan teori dengan praktek dan mengantarkan
siswa pada kemampuan praktis,
4.
Tidak mereduksi materi, bahkan sebaliknya mengembangkan materi pelajaran,
5.
Memberikan keleluasaan pada siswa untuk menyatakan pendapatnya,
6.
Mampu menempatkan guru dalam posisi yang tepat, terhormat dalam keseluruhan
proses pembelajaran.
4.
Prinsip-prinsip Penentuan Pendekatan dan Metode
Pembelajaran
Beberapa prinsip yang mendasari
penentuan pendekatan dan metode dalam
proses pembelajaran, yaitu:
1. Prinsip motivasi dan tujuan belajar.
Motivasi memiliki kekuatan sangat dahsyat dalam proses pembelajaran.
Belajar tanpa motivasi seperti badan tanpa jiwa atau laksana mobil tanpa bahan
bakar.
2. Prinsip kematangan dan perbedaan
individual.
Belajar memiliki masa kepekaan masing-masing dan tiap anak memiliki tempo
kepekaan yang tidak sama. Kepekaan intelektual anak menurut J. Piaget memiliki 3
fase yaitu: fase praoperasional, fase operasi konkret, fase operasional formal.
3. Prinsip penyediaan peluang dan pengalaman
praktis.
Belajar dengan memperhatikan peluang sebesar-besarnya bagi praktisi anak
didik dan pengalaman langsung oleh anak jauh memiliki makna dari
pada belajar verbalistik.
4. Integrasi pemahaman dan pengalaman.
Penyatuan pemahaman dan pengalaman menghendaki suatu proses pembelajaran
yang mampu menerapkan pengalaman nyata dalam suatu proses belajar. Prinsip
belajar ini didasarkan pada asumsi bahwa pengalaman mendahului proses belajar
dan isi pengajaran atau makna sesuatu harus berasal dari pengalaman siswa
sendiri. Pendekatan belajar yang mungkin dapat dilakukan adalah: mengalami,
mengungkapkan, mengolah, menyimpulkan dan menerapkan.
5. Prinsip fungsional.
Belajar merupakan proses pengalaman hidup yang bermanfaat bagi kehidupan
berikutnya. Setiap belajar nampaknya tidak bisa lepas dari nilai manfaat
sekalipun bisa berupa manfaat teoritik atau praktis bagi kehidupan sehari-hari.
6. Prinsip menggembirakan.
Belajar merupakan proses yang terus berlanjut tanpa henti, tentu seiring
dengan kebutuhan dan tuntutan yang terus menerus, maka metode pembelajaran
jangan sampai memberi kesan memberatkan sehingga kesadaran belajar pada anak
cepat berakhir.
5.
Faktor Penentu dalam Pemilihan
Pendekatan, Metode Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu sistem lingkungan belajar yang
terdiri atas komponen tujuan, bahan pelajaran, pendekatan dan metode, alat,
siswa dan guru. Sebagai suatu sistem, komponen-komponen tersebut saling
berkaitan erat, saling mempengaruhi. Oleh karena itu, dalam memilih dan
menggunakan pendekatan dan metode pembelajaran, komponen tujuan, bahan
pengajaran, pendekatan dan metode, alat, siswa, dan guru merupakan
faktor-faktor yang mempengaruhi.
A. Tujuan
Pembelajaran
Komponen utama yang harus dipertimbangkan dalam memilih dan
menggunakan pendekatan dan metode pembelajaran ialah tujuan, yang dalam
kurikulum 2004 dirumuskan dalam bentuk kompetensi, sebab semua komponen
tersebut termasuk pendekatan dan metode pembelajaran dipilih dan difungsikan
untuk mencapai tujuan permbelajaran.
Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan
belajar-mengajar. Karakteristik tujuan yang akan dicapai sangat mempengaruhi
penentuan metode, sebab metode tunduk pada tujuan bukan sebaliknya.
Kaitan metode dengan tujuan pembelajaran yaitu didasarkan
atas kondisi bahwa metode sebagai cara untuk mencapai tujuan pembelajaran,
sehingga metode apa yang digunakan banyak dipengaruhi oleh kondisi tujuan
pembelajaran itu sendiri. Tujuan pembelajaran disini menyangkut kemampuan yang
harus dimiliki siswa setelah selesai mengikuti pembelajaran.
Tujuan pembelajaran
menyangkut tiga kelompok perilaku, yaitu pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Untuk masing-masing kelompok perilaku diperlukan penggunaan pendekatan dan
metode pembelajaran yang berbeda sesuai dengan aspek kegiatan yang dituntut
untuk penguasaan jenis-jenis tujuan pembelajaran tersebut. Bloom mengelompokkan
tujuan pembelajaran ke dalam tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif dan
psikomotor. Untuk setiap ranah terdapat tingkatan-tingkatan kemampuan yang
berkisar dari kualitas yang rendah sampai pada kualitas kemampuan yang tinggi.
Pencapaian kemampuan-kemampuan untuk setiap tingkatan pada
setiap ranah mempunyai implikasi terhadap penetapan jenis pendekatan dan metode
pembelajaran. Ketepatan pemilihan pendekatan dan metode pembelajaran akan
menghasilkan kualitas hasil belajar yang tinggi, bahkan dapat mencapai tingkat
efisiensi yang tinggi pula. Untuk mencapai kemampuan yang bersifat menyatakan
tidak usah menggunakan variasi metode yang terlalu rumit, misalnya cukup
menggunakan metode yang hanya untuk menyampaikan informasi. Tetapi sebaliknya
apabila kemampuan belajar yang diharapkan itu menyangkut psikomotor yang tinggi
maka harus menggunakan variasi metode yang sekiranya siswa dapat menampilkan /
mempraktekan kemampuan tertentu.
Dengan memperhatikan karakteristik pencapaian setiap tujuan
pembelajaran, diharapkan guru tidak melakukan kesalahan dalam memilih
pendekatan dan metode pembelajaran untuk membantu siswa menguasai tujuan
pembelajaran.
B. Bahan /
Materi Pelajaran
Materi pelajaran ialah sejumlah materi yang hendak
disampaikan oleh guru untuk bisa dipelajari dan dikuasai oleh siswa.
Pengaruh bahan belajar terhadap penetapan pendekatan dan
metode pada hakikatnya merupakan kelanjutan dari pengaruh tujuan belajar. Gagne
mengungkapkan bahwa bahan belajar terdiri dari konsep, prinsip, prosedur, dan
fakta atau kenyataan yang ada. Dari setiap jenis bahan belajar tersebut
memiliki tingkatan kesulitan yang terdiri dari bahan belajar dasar, kelanjutan
dan tinggi. Berdasarkan keragaman bahan belajar tersebut maka dituntut adanya
penggunaan variasi pendekatan dan metode dalam kegiatan pembelajaran sesuai
dengan jenis bahan belajar itu sendiri. Metode-metode tertentu ada yang dapat
digunakan untuk membahas seluruh bahan belajar, tetapi ada metode-metode
tertentu yang hanya tepat digunakan untuk bahan-bahan tertentu pula.
Setiap jenis dan tingkat kekompleksitan materi pelajaran
menuntut kegiatan yang berbeda untuk mencapainya. Apabila materi yang akan
dibahas merupakan materi baru bagi siswa maka guru hendaknya memulai kegiatan
pembelajaran dengan menjelaskan secara singkat atau melakukan demonstrasi yang
menarik perhatian siswa.
Sebaliknya, apabila materi yang akan dibahas merupakan
materi yang sudah dikenal siswa maka guru dapat meminta siswa untuk
mengemukakan pengetahuannya yang berkenaan dengan materi yang dibahas atau
mengajukan permasalahan yang harus diselesaikan oleh siswa. Apabila materi yang
disajikan berisi tentang konsep-konsep yang abstrak tentu guru harus memberikan
banyak contoh agar siswa menguasai dengan mudah konsep yang dibahas.
C. Siswa
Yang paling berkepentingan dalam proses pembelajaran ialah
siswa mengingat tujuan yang harus dicapai dari proses tersebut adalah perubahan
perilaku siswa. Oleh karena, di dalam memilih dan menggunakan pendekatan dan
metode pembelajaran, faktor siswa tidak boleh diabaikan.
Siswa sebagai subjek belajar memiliki karakteristik yang
berbeda-beda, baik minat, bakat, kebiasaan, motivasi, situasi sosial,
lingkungan keluarga dan harapan terhadap masa depannya. Semua perbedaan
tersebut akan berpengaruh terhadap penentuan metode pembelajaran.
Setelah guru menetapkan pendekatan dan metode pembelajaran
yang dipilih sebaiknya gunakan pilihan berdasarkan pertimbangan tujuan dan
materi atau bahan pelajaran sehingga dalam menentukan bagaimana teknik
menggunakan pendekatan dan metode pembelajaran tersebut, faktor siswa menjadi
salah satu pertimbangan kita.
Kondisi siswa memiliki karakteristik pribadi yang
dimilikinya yaitu menyangkut : jenis kelamin, usia, latar belakang sosial
ekonomi, pengalaman dan keadaan psikisnya. Siswa sebagai pribadi tersendiri
memiliki perbedaan-perbedaan. Sangat bijaksana bila dalam penggunaan pendekatan
dan metode pembelajaran, kita mempertimbangkan perbedaan-perbedaan tersebut.
Selain dengan mempertimbangkan siswa secara individual, jumlah siswa akan
mempengaruhi pula terhadap penggunaan pendekatan dan metode pembelajaran.
Misalnya, apabila guru akan merancang kegiatan diskusi dalam pembelajaran, guru
harus yakin bahwa siswa sudah memiliki kemampuan untuk mengajukan dan atau
menanggapi pendapat secara lisan. Contoh lain, apabila guru akan melakukan
kegiatan di laboratorium, guru harus yakin bahwa siswa sudah terbiasa dengan
laboratorium. Kalau tidak, kegiatan percobaan di laboratorium tidak akan
berjalan efektif karena siswa belum terbiasa menggunakan alat-alat yang ada di
laboratorium.
Bagi siswa yang memiliki pengalaman yang sederhana dan
terbatas akan lain cara belajarnya apabila dibandingkan dengan mereka yang
sudah banyak memiliki pengalaman walaupun mempelajari bahan kajian yang sama.
Untuk mengatasi keanekaragaman karakteristik siswa tersebut maka sumber belajar
yang digunakan perlu dianalisis terlebih dahulu dalam penetapan suatu
pendekatan dan metode, sehingga dalam penerapannya tidak akan mengalami
ketimpangan cara berpikir antara siswa yang sudah banyak pengalaman dan siswa
yang masih kurang memiliki pengalaman dalam bidang-bidang tertentu. Apabila
guru sudah dapat mengantisipasi tentang karakteristik siswa seja awal, maka
iklim belajar dalam kegiatan pembelajaran akan tercipta secara kondusif.
D. Guru
Setiap orang memiliki kepribadian, perfomance style,
kebiasaan dan pengalaman mengajar berbeda-beda . Kompetensi mengajar biasanya
dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan. Guru yang latar belakang pendidikan
keguruan biasanya lebih trampil dalam memilih metode dan tepat dalam
menerapkannya.
Jadi untuk menjadi seorang guru pada intinya harus memiliki
jiwa profesional. Dengan jiwa keprofesionalannya dalam menyampaikan pelajaran
atau dalam proses pembelajaran itu akan berhasil sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan.
Setiap guru memiliki kelebihan dan keterbatasan. Sebagai
contoh, di lapangan kadang-kadang ada guru yang jika menerangkan pelajaran
sangat menerik perhatian siswa dan jelas.Sementara itu, ada guru lain yang
walaupun menggunakan Pendekatan dan metode pembelajaran yang sama dengan guru yang tadi,tetapi ia
tidak mampu menarik perhatian siswa, bahkan cenderung membosankan.Hal ini
terjadi mungkin karena guru yang pertama tadi memiliki kelebihan dalam hal seni
mengajar. Hal-hal seperti itu perlu menjadi pertimbangan kita dalam memilih dan
mengggunakan Pendekatan dan metode pembelajaran. Demikian pula kondisi fisik
guru, terutama pada saat akan mengajar.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Refleksi adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengingat,
merenungkan, mencermati dan menganalisis kembali suatu tindakan yang telah dilakukan
dalam observasi. Refleksi juga merupakan suatu tindakan atau kegiatan untuk
mengetahui apa yang telah terjadi sebelumnya, belum terjadi, serta apa yang
belum dihasilkan.
Kegiatan refleksi merupakan kegiatan yang sangat penting
untuk dilaksanakan sebab akan mengontrol tindakan guru, guru dapat melihat apa
yang masih perlu diperbaiki, ditingkatkan atau dipertahankan.
Pendekatan
pembelajaran merupakan jalan yang akan ditempuh oleh guru dan siswa dalam
mencapai tujuan instruksional untuk suatu satuan instruksional. Metode adalah
bagaimana upaya mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan
nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Faktor Penentu dalam Pemilihan
Pendekatan, Metode Pembelajaran ktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam penggunaan teknik
pembelajaran yaitu tujuan
belajar, bahan belajar, siswa, guru, waktu dan fasilitas
belajar dan sarana
bela
B. Saran
Sebaiknya guru
benar-benar mengerahkan kemampuan untuk tercapainya tujuan pembelajaran yang
diharapkan dengan menggunakan pendekatan, metode dan teknik yang tepat dalam
mengajar. Makalah
ini tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan, penulis mengharap krtik dan
saran yang mendukung demi terwujudnya makalah yang menjadi sempurna dan baik.
Meskipun jauh dari kesempurnaan, penulis berharap makalah ini bisa bermanfaat
bagi pembaca dan penulis khususnya.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,
Suharsimi. Suhardjono. Supardi. 2009. Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Asrori,
Muhammad. 2009. Penelitian Tindakan
Kelas. Bandung: CV Wacana Prima.
Adisusilo,
Sutarjo. 2012. Pembelajaran
Nilai-Karakter Konstruktivisme dan VCT Sebagai Inovasi Pendekatan Pembelajaran
Afektif. Jakarta : Rajawali Pers
Sudjana.
2010. Metode & Teknik Pembelajaran
Partisipatif. Bandung : Falah
No comments:
Post a Comment