PEMBAHASAN
A. Konsep
Dasar Penilaian Pembelajaran Terpadu
1. Konsep
Penilaian Pembelajaran Terpadu
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk
memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar
peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga
menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. (Trianto, 2011:
123)
Penilaian dalam pembelajaran terpadu merupakan program
penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan untuk menentukan keberhasilan
pembelajaran yang telah dilakukan. Secara umum berdasarkan teknik penilaian
yang digunakan, sistem penilaian yang ada di sekolah dibedakan menjadi
penilaian konvensional dan penilaian alternatif.
Menurut Hernawan (2007: 5.3), menjelaskan bahwa penilaian
konvensional adalah penilaian dengan menggunakan teknik tes, sedangkan
penilaian alternatif adalah penilaian dengan menggunakan teknik nontes.
Secara umum, tujuan penilaian adalah (a) untuk menilaia pembelajaran
dikelas, dan (b) untuk meningkatkan pembelajaran dan kualitas belajar siswa dan
bukan sekedar menentukan skor. Oleh karena itu, penilaian merupakan strategi
pengumpulan dan penganalisisan informasi yang digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan berkaitan dengan semua aspek pembelajaran. (Morrow dalam
Hernawan 2007: 5.4)
Dengan demikian, menilai perkembangan hasil belajar anak bukanlah
satu-satunya aspek penilaian yang harus diperhatikan. Guru juga harus
memperhatikan aspek (a) kesesuaian isi kurikulum dengan kebutuhan anak, (b)
keefektifan strategi belajar mengajar yang dipilih guru, dan (c) kesesuaian
serta keefektifan pengorganisasian kelas yang dilakukan guru. Oleh karena itu,
hasil penilaian dapat memenuhi banyak tujuan diantaranya (1) Placement (artinya untuk memenuhi
kebutuhan siswa secara tepat, (2) instruction
(untuk membantu agar pembelajaran lebih terfokus, dan (3) communication (untuk memberikan informasi kepada siswa, guru, orang
tua, dan sebagainya. (Hernawan 2007: 5.4)
Dalam melaksanakan penilaian, menurut Trianto (2011: 123)
hendaknya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu:
a.
Penilaian diarahkan
untuk mengukur ketercapaian kompetensi
b.
Penilaian
menggunakan acuan kriteria, yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan peserta
diidk setelah melakukan proses pembelajaran.
c.
Sistem yang
direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan. Berkelanjutan dalam
arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan
kompetensi dasar yang telah dimiliki dan yang belum dimiliki, serta untuk
mengetahui kesulitan peserta didik.
d.
Hasil penilaian
dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa perbaikan
proses pembelajaran berikutnya, program remedi bagi peserta didik yang
pencapaian kompetensinya dibawah kriteria ketuntasan, dan program pengayaan
bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria.
e.
Sistem penilaian
harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam proses
pembelajaran.
Menurut Prabowo dalam Trianto (2011: 124), menjelaskan
bahwa pada pembelajaran terpadu peran evaluasi/ penilaian tidak berbeda dengan
pembelajaran biasanya, evaluasi pembelajaran terpadu diarahkan pada dampak
instruksional dan dampak pengiring, seperti halnya kemampuan bekerja sama,
mengahargai pendapat orang lain, dan lain-lain.
2. Prinsip
Penilaian Pembelajaran Terpadu
Untuk memperoleh hasil penilaian yang akurat, kegiatan
penilaian hendaknya didasarkan pada beberapa prinsip, yaitu:
a.
Prinsip integral atau komprehensif, yaitu penilaian pengajaran yang dilakukan secara
menyeluruh dan utuh, yang didalamnya menyangkut masalah prilaku, sikap, dan
kreativitas. Dengan demikian, penilaianpun dilakukan dalam lingkup aspek
kognitif, psikomotor, maupun afektif.
b.
Prinsip kesinambungan, yaitu penilaian yang
dilakukan secara terencana, terus menerus dan bertahap untuk memperoleh
gambaran tentang perkembangan tingkah laku siswa sebagai hasil dari kegiatan
belajar.
c.
Prinsip objektif, yaitu penilaian pengajaran
yang dilakukan dengan menggunakan alat ukur yang handal dan dilaksanakan secara
objektif sehingga dapat menggambarkan dengan tepat kemampuan yang diukur.
(Hernawan, 2007: 5.5)
Selain tiga prinsip diatas, Mathews dalam Hernawan (2007:
5.6) mengemukakan prinsip-prinsip penilaian pembelajaran terpadu, sebagai
berikut.
1.
Penilaian hendaknya
berbasis unjuk kerja siswa sehingga selain memanfaatkan penilaian produk,
penilaian terhadap proses perlu juga mendapatkan perhatian yang lebih besar.
2.
Pada setiap
penilaian hendaknya siswa dilibatkan.
3.
Penilaian hendaknya
memberikan perhatian pula pada refleksi diri.
4.
Penilaian
alternatif hendaknya dimanfaatkan karena kompleksnya aspek yang harus dinilai.
5.
Umpan-balik
hendaknya dimanfaatkan sebesa-besarnya untuk pengemabngan anak baik secara
individual maupun sosial.
6.
Dengan demikian,
penialain pembelajaran terpadu hendaknya mengutamakan penilaian acuan patokan
dengan tetap memanfaatkan penilaian acuan normatif.
7.
Penilaian
pembelajaran terpadu perlu memberikan perhatian yang cukup banyak pada
penilaian dampak pengiring seperti kemampuan bekerja sama, tenggang rasa,
saling tergantung, disamping keterpaduan persepsi siswa.
8.
Penilaian
pembelajaran terpadu hendaknya dilakukan dalam proses yang terus menerus, bukan
kegiatan penilaian yang dilakukan di awal atau diakhir program pembelajaran
saja.
9.
Penilaian juga
harus bersifat multidimensional, komprehensif, dan sistematis.
Dari segi pentahapan kegiatan, penilaian juga dapat dan
harus dilakukan baik pada tahap perencanaan maupun pelaksanaan kegiatan
pembelajaran terpadu. Sedangkan dari segi sasaran, penilaian dapat dan harus
difokuskan kepada penilaian proses maupun produk pembelajaran pembelajaran
sebagai mana yang terlihat dalam tabel. (Trianto, 2007: 125)
Tabel 1. Cakupan Penilaian Terpadu
Tahapan Sasaran
|
Perencanaan
|
Pelaksanaan
|
Proses
|
Bagaimana siswa berpartisipasi dalam menentukan tema-tema terkait
|
Bagaimana aktivitas, dinamika, interaksi, dan kecakpan berpikir siswa?
|
Produk
|
Bagaimana reaksi siswa terhadap rencana yang telah dibuat?
ü
Aspek kognisi/ intelektual
ü
Aspek sosial
ü
Aspek etis
ü
Aspek pribadi, dan lainnya sebagai dampak instruksional maupun dampak
pengiring.
|
Perubahan/ perkembangan perilaku apa yang terjadi pada siswa?
|
Merujuk pada cakupan penilaian pembelajaran terpadu seperti tertera pada
tabel di atas, penilaian terpadu akan bersifat multidimensional, berlangsung
dalam konteks yang otentik (alami), kolaboratif, dan berorientasi pada
perkembangan dan lingkungan budaya siswa. Pada pembelajaran terpadu penekanan
penilaian akan terletak baik pada proses maupun hasil. Karena aspek perilaku
yang menjadi sasaran penilaian banyak ragamnya, maka diperlukan teknik dan alat
penilaian yang beragam pula. Kegiatan evaluasi dimulai dengan pengamatan
langsung yang bersifat informal sampai kepada tes formal yang valid dan
reliable (terstruktur dan terkendali). (Depdikbud dalam Hernawan, 2007: 5.7)
Pada pembelajaran terpadu sebagaimana dikemukakan diatas
mencakup penilaian terhadap proses dan produk dengan sasaran peserta didik dan
guru berkaitan dengan program pengajarannya. Penilaian ini harus dilakukan
secara informal, rasional, dan tidak rancu sebagaimana yang dikemukakan Mathews
dalam Hernawan (2007: 5.7) berikut ini.
a) Penilaian
Proses
Sasaran yang dinilai dalam penelitian proses adalah
tingkat efektivitas kegiatan belajar mengajar dalam rangka pencapaian tujuan
pengajaran. Penilaian proses merupakan upaya mengumpulkan informasi tentang
kemajuan belajar siswa yang selanjutnya digunakan untuk keperluan perbaikan
pelaksanaan kegiatan belajar. Penilaian proses terdiri dari:
1. Penilaian
terhadap siswa
Penilaian terhadap siswa sebagai pembelajar mencakup
penilaian yang berkaitan dengan:
a.
Perkembangan
konseptual anak
b.
Tingkat
kemampuan mengadapai tantangan
c.
Interaksi
siswa dengan siswa lainnya
d.
Kemampuan
anak berkomunikasi
e.
Kerasionalan
argumen/alasan
f.
Kerjasama
dan kekompakan serta produktivitas kegiatan kelompok
g.
Partisipasi
siswa dalam diskusi kelompok
h.
Penggunaan
bahasa dengan baik dan benar sesuai tingkat kemampuan siswa.
2. Penilaian
terhadap guru
Penilaian terhadap guru mencakup hal-hal yang berkitan
dengan:
a.
Proses
pembelajaran
b.
Pendekatan
dan metode yang digunakan
c.
Materi
pembelajaran yang mencakup: pemilihab tema, topik, dan unit.
d.
Kelengkapan
pembelajaran yang disesuaikan guru.
b) Penilaian
terhadap Produk Kegiatan
Sasaran yang dinilai dalam penilaian hasil belajar adalah tingkat
penguasaan peserta didik tentang apa yang telah dipelajarinya. Penilaian hasil
belajar merupakan upaya pengumpulan indormasi untuk mengetahui seberapa jauh
pengetahuan dan kemampuan yang telah dikuasai siswa pada setiap akhir
pembelajaran. Penilaian terhadap produk ini meliputi:
1.
Penilaian
terhadap siswa dilakukan melalui pengamatan terhadap hasil belajar yang
tergambar melalui:
a.
Kemampuan
menulis laporan
b.
Kemampuan
menyatakan gagasan dalam bentuk gambar, diagram, grafik dan simbol lainnya.
c.
Rekaman,
vidio, kaset hasil unjuk kerja siswa.
2.
Penilaian
terhadap guru dilakukan berdasarkan hasil:
a.
Daftar
cek yang dilakukan oleh rekan guru lainnya terhadap strategi dan pengelolaan
belajar mengajar yang telah dilakukan.
b.
Masukan
dari anak, orang tua, dan rekan guru lainnya berkaitan dengan strategi dan
proses belajar mengajar yang telah dilakukan.
Berdasarkan paparan diatas, penilaian yang dilakukan hendaknya valid,
mendidik, berorientasi pada kompetensi, adil dan objektif, terbuka, dan
berkesinambungan sebagaimana yang disarankan dalam Penilaian Berbasis Kelas
(PBK). Kuswari dalam Hernawan (2007: 5.9) mengemukakan bahwa PBK merupakan
suatu penilaian berdasarkan suatu pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan
informasi tentang hasil belajar siswa yang diperoleh melalui pengukuran bukti
otentik, akurat, dan konsisten sebagai akuntabilitas publik. PBK secara umum
bertujuan untuk memberikan penghargaan terhadap pencapaian belajar siswa dan
memperbaiki program dari kegiatan belajar tersebut. Sedangkan secara khusus,
PBK bertujuan untuk memberikan (1) informasi tentang kemajuan belaja siswa, (2)
informasi yang dapat digunakan untuk memberikan kemajuan belajar lebih lanjut,
(3) motivasi belajar siswa dan melakukan permberian bimbingan yang lebih tepat.
Menurut Hernawan (2007: 5.9) mengemukakan bahwa fungsi PBK bagi siswa dan
guru adalah untuk membantu siswa (1) dalam mewujudkan dirinya dengan mengubah
atau mengembangkan perilakunya kearah yang lebih baik dan maju, (2) siswa
mendapatkan kepuasan atas apa yang dikerjakannya, (3) membantu guru untuk
menetapkan apakah metode mengajar yang dilakukannya telah memadai atau tidak,
dan (4) membantu guru membuat pertimbangan dan keputusan administrasi.
Dengan mengaju pada paparan diatas, penilaian yang
dilakukan dalam pembelajaran terpadu diharapkan dapat mengidentifikasi
pencapaian kompetensi dan hasil belajar yang harus dikuasai anak secara
seimbang dalam tiga ranah dengan mebggunakan berbagai bentuk model alat
penilaian yang tepat.
3. Bentuk
Alat Penilaian Pembelajaran Terpadu
a. Bentuk
Penilaian Alternatif
Seperti halnya penyelenggaraan penilaian yang lazim
dilaksanakan, maka perlu dirancang instrumen penilaian yang mencakup dua tipe
utama yaitu tes dan non tes. Untuk
menilai proses pembelajaran terpadu, akan banyak digunakan bentuk instrumen
yang bersifat non tes. Bentuk penilaian alternatif dengan teknik nontes, dapat
berupa: catatan sekolah, cuplikan kerja, portofolio, wawancara, observasi,
jurnal, rubrik, dan catatan anecdotal serta
digunakan juga penilaian skala. Dalam pemilihannya guru harus menetapkan tujuan
yang akan diukur apakah pengetahuan, kemampuan berpikir, keterampilan, produk atau
afeksi.
1)
Catatan Sekolah
Catatan sekolah merupakan laporan kemajuan belajar siswa
berupa deskripsi tentang aspek-aspek yang dialami siswa berkaitn dengan mata
pelajaran di sekolah.
2)
Cuplikan Kerja
Penilaian yang dilakukan dnegan melihat siswa melakukan tugas/proses
atau produk yang dibuat siswa untuk selanjutnya melihat dan menilai proses dan
produk tersebut untuk menentukan tingkat pengetahuan atau skill mereka merupakan penilaian kinerja (penilaian performance). Produk yang merupakan cuplikan kerja siswa
merupakan unjuk kerja kegiatan yang dihasilkan siswa berkaitan dengan
pengetahuan dan keterampilan yang sedang dipelajari.
3)
Portofolio
Portofolio menilai kemajuan siswa pada suatu periode yang
didasarkan pada berbagai tugas (jurnal, kaset, karya seni, dan produk atau
kreasi lain) yang memungkinkan mengarahkan siswa pada penunjukan pemahaman
tentang suatu konsep. Portofolio merupakan berkas bukti-bukti yang disusun
untuk mendapatkan akreditasi perolehan belajar melalui pengalaman. Dalam format
penilaian portofolio dideskripsikan tentang metode, pemenuhan kriteria, dan
keputusan. Untuk ini lampiran berkas bukti-bukti unjuk kerja siswa harus
diperhatikan. Portofolio bersifat terbuka bagi siswa sehingga siswa dapat
menilai diri sendiri dan juga memberi informasi tambahan untuk menilai
kompetensi siwa.
4)
Wawancara
Wawancara adalah teknik penilaian lisan yang digunakan
untuk memperoleh jawaban dari siswa tentang sesuatu yang telah dipelajari.
Penilaian dengan wawancara ini dapat dipakai sebagai penunjuang atau pelengkap
jika dengan penilaian yang lain belum didapatkan gambaran yang jelas tentang
siswa. Wawancara ini dapat dilakukan secara individual maupun kelompok. Yang
perlu diperhatikan pada saat wawancara adalah memberikan rasa aman kepada siswa
sehingga mereka mampu mengungkapkan informasi yang dibutuhkan oleh siswa secara
nyaman dan tidak terpaksa.
5)
Observasi
Observasi merupakan teknik penilaian alternatif yang
dilakukan dengan cara melakukan pengamatan secara teliti serta mencatat secara
sistematis tentang sesuatu yang terjadi di kelas berkaitan dengan materi yang
ditargetkan guru. Observasi ini harus selalu diusahakan dalam situasi yang
alami agar mendapatkan data yang sebenarnya. Observasi bertujuan mengungkapkan
perilaku nonverbal dan terfokus pada aspek-aspek terkait. Prosedurnya harus
memperhatikan, (a) spesifikasi tingkah laku yang akan dinilai, (b) konteks dan
metode yang akan digunakan, dan (c) alat perekam dan penyimpanan hasil yang
akan digunakan.
6)
Jurnal
Jurnal merupakan catatn harian siswa yang menggambarkan
kegiatan siswa dalam setiap harinya. Jurnal in dapat berisikan hal-hal yang
dilakukan siswa di dalam kelas maupun diluar jam sekolah. Selain itu dapat juga
dipakai oleh guru untuk memberi pertimbangan, memotivasi, dan penguatan kepada
siswa.
7)
Rubrik
Hal ini dapat dilakukan misalnya dengan jalan bersama
siswa menyusun kriteria penilaian tentang laporan kerja anak. Dengan melibatkan
anak dalam kegiatan pembelajaran dan penilaian diharpkan anak mengetahui
perkembangannya dan hal itu dimanfaatkan untuk meningkatkan proses
belajar-mengajar.
8)
Catatan Anecdotal (file card)
Catatan anekdotal merupakan catatan pengamatan informal
yang menggambarkan perkembangan bahasa maupun perkembangan sosial, kebutuhan,
kelebihan, kekurangan, kemajuan, gaya belajar, keterampilan, dan strategi yang
digunakan peserta didik atau yang berkaitan dengan hal apa saja yang tampak
bermakna ketika dilakukan pengamatan. Catatan ini berisi komentar singkat dan
spesifik mengenai sesuatu yang dikerjakan dan yang perlu dikerjakan siswa yang
didokumentasikan secara terus menerus sehingga menggambarkan kemampuan
berbahasa anak secara luas. Aktivitas anak yang memperagakan kemampuan dan
perkembangan diri anak dicatat pada kartu (setiap anak satu kartu). Catatan
tersebut mencakup juga kelebihan, kekurangan, dan kemajuan-kemajuan yang
dicapai siswa.
Sebelum guru melakukan kegiatan penilaian dengan
menggunakan bentuk penilaian tertentu sebagaimana yang telah diuraikan diatas,
sebaiknya diketahui terlebih dahulu kriteria penilaian yang baik, yaitu:
1) Sesuai tugas penilaian dengan masalah yang akan dilihat
(kognitif, psikomotor, afektif).
2) Sesuainya tugas penilaian dengan tujuan pengajarannya.
3) Kemampuan tugas penilaian memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menunjukkan kemampuan dan bekerja sama.
4) Tugas penilaian bersifat menarik, menantang, dan
bermanfaat. (Hernawan, 2007: 5.12)
Penilaian juga perlu dilakukan secara otentik terhadap
keseluruhan komptensi yang telah dipelajario siswa melalui kegiatan
pembelajaran. Sebagaimana yang dikemukakan di atas, ditinjau dari dimensi
kompetensi yang ingin dicapai, ranah yang perlu dinilai meliputi ranah
kognitif, psikomotor, dan afekttif. Oleh karena itu dalam pembelajaran terpadu,
penilaian dilakukan berkaitan dengan ketiga ranah tersebut, antara lain:
(a)
Ranah Kognitif
Ranah kognitif merupakan kemampuan yang berkenaan dengan
hasil belajar intelektual mulai dari tingkat sederhana sampai ke tingkat yang
kompleks. Ranah kognitif ini meliputi ingatan, pemahaman, penerapan, analisis,
sintesis, dan penilaian. Jenjang ini diperoleh secara berurutan.
ü Ingatan
Dalam kategori ini siswa dapat mengingat kembali materi
yang telah dipelajari sebelumnya. Ini merupakan kemampuan kognitif yang paling
awal.
ü Pemahaman
Kemampuan kognitif tahap ini menuntut siswa untuk
menyerap, memahami, dan mengerti materi yang dipelajari.
ü Penerapan
Kemampuan kognitif tahap tiga ini menuntut siswa untuk
dapat menerapkan suatu kaidah atau metode kerja pada suatu masalah konkret dan
baru.
ü Analisis
Tahap ini menuntut siswa untuk merinci suatu kesatuan ke
dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik
ü Sintesis
Tahap ini menuntut kemampuan siswa untuk melakukan suatu
kesatuan dari bagian-bagian yang dihubungkan satu sama lain sehingga tercipta
suatu bentuk baru.
ü Penilaian
Tahap ini menuntut kemampuan siswa untuk membentuk suatu
pendapat mengenai sesuatu dengan pertanggungjawaban pendapat tersebut
berdasarkan kriteria-kriteri tertentu. Jenjang ini merupakan yang paling
kompleks dan memerlukan pemenuhan jenjang sebelumnya.
(b)
Ranah Psikomotor
Berkenaan dengan ranah psikomotor, kompetensi yang
dicapai meliputi tingkatan gerakan awal, dan gerakan rutin. Penilaian terhadap
pencapaian kompetensi tersebut adalah sebagai berikut.
1) Tingkatan penguasaan gerakan awal berisi kemampuan siswa
dalam menggerakkan sebagian anggota badan.
2) Tingkatan gerakan semi rutin meliputi kemampuan melakukan
atau menirukan gerakan yang melibatkab seluruh anggota badan.
3) Tingkat gerakan rutin berisi kemampuan melakukan gerakan
secara menyeluruh dnegan sempurna dan sampai pada tingkatan otomatis.
(c)
Ranah Afektif
Afektif berkaitan dengan emosi, kecendrungan, sikap,
keinginan, nilai, minat, dan perasaan. Berkenan dengan ranah afektif, ada dua
hal yang perlu dinilai, yaitu pertama,
kompetensi afektif, dan kedua sikap
dan minat siswa terhadap mata pelajaran danproses pembelajaran. Kompetensi
afektif yang ingin dicapai dalam pembelajaran meliputi tingkatan pemberian
respon, aspresiasi, penilaian, dan internaliasasi.
Berbagai jenis tingkatan ranah afektid, yang dinilai adalah
kemampuan siswa dalam:
1) Memberikan respon atau reaksi terhadap nilai-nilai yang
dihadapkan kepadanya.
2) Menikmati atau menerima nilai, norma, serta objek yang
mempunyai nilai etika dan estetika.
3) Menilai ditinjau dari segi baik buru, adil tidaknya,
indah tidaknya terhadap objek studi.
4) Menerapkan atau mempraktikan nilai, norma, etika dan
estetika dalam perilaku kehidupan sehari-hari.
Penilaian perlu juga dilakukan terhadap gaya tarik,
minat, kmotivasi, ketekunan belajar, dan sikap siswa terhadap mata pelajaran
tertentu beserta proses pembelajarannya.
Untuk dapat menilai kompetensi anak dalam tiga ranag
diatas, kegiatan penilaian dapat dilaksanakan dnegan menggunakan penilaian
bentuk konvensioan melalui tes maupun bentuk alternatid berupa pengumpulan data
penilaian melalui nontes. Selain itu, penilaian juga dilakukan dengan
menggunakan prinsip penilaian otentik yang pengukurannya meminta siswa untuk
megaplikasikan pengetahuan atau menunjukkan keterampilan sebagaimana
pengetahuan atau keterampilan itu dipakai dalam dunia nyata serta penilaian
terhadap kinerja siswa sehingga dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menciptakan berbagai situasi agar dapat menunjukkan kemampuannya dlaam
mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilannyta dalam berbagai situasi
(Marzano dalam Hernawan, 2007: 5.14).
b. Bentuk
Penilaian Konvensional
Teknik penilaian konvensional bentuk tes juga digunakan
dalam penilaian pembelajaran terpaadu. Teknik ini meliputi: (1) tipe tes
objektif, yang mencakup tipe pilihan ganda, benar salah, menjodohohkan, dan
isian singkat, sedangkan (2) tipe tes subjektif mencakup essay.
Kedua teknik diatas mengacu pada system scoring. Istilah
pengganti tipe tes objektif adalah Select
Response Assesment (SRA). Terknik ini masih dipakai karena:
ü SRA bisa mengukur ranag kognisi tingkat awal.
ü SRA lebih mudah dipakai secara masal (Nasional maupun
Regional.
ü Banyak SRA yang dikembangkan oleh lembaga testing dam
dijual bebas.
Namun demikian, dalam pelaksanaanya, SRA memiliki
kelemahan yakni, tidak smeua ranah terutama yang komplesk dan afektif dapat
diukur dnegan tepat oleh SRA. Sumber kelemahan SRA dapat berupa salah target
yang dites, salah memilih bentuk tes, kualitas tes item rendah, dan kesalahan
scoring. Untuk menghindari hal ini, dalam penyusunannya guru disarankan
mengajak siswa untuk mempertimbangkan isi tes dan bentuk tes yang akan dipakai.
SRA bisa tepat dipakai apabila:
a. Tingkat kesulitan bahasa pada soal SRA tidak terlalu
tinggi bagi peserta tes.
b. Tes SRA diambil dari yang sudah terstandar,
c. Peserta tes jumlahnya banyak
d. Waktu untuk menjawab semua soal tersedia cukup
e. Ranah yang diteskan luas dan pada tingkat knowledge,
memory, atau comprehension. (Hernawan, 2007: 5.19)
Dalam pelaksanaannya, pengembangan SRA dilakukan dalam
tiga tahapan yakni persiapan, pemilihan unsur yang dites, dan pengembangan tes
item.
B. Metode,
Teknik, dan Bentuk Penilaian Pembelajaran Terpadu
1.
Metode Penilaian Pembelajaran Terpadu
Metode yang dapat dipergunakan dalam mengevaluasi proses
dan produk pembelajaran terpadu meliputi observasi, dokumen berkala, dialog
siswa-guru, evaluasi diri siswa-guru, tes dan ujian. (Trianto, 2011: 125)
a. Observasi
dan Dokumen Berkala
Observasi dapat dilakukan dengan bekerjasama dengan siswa. Oleh karenanya
terlihatlah bahwa evaluasi sebagai bagian integral dari interaksi sosial. Dalam
kegiatan ini guru berusaha memahami tugas atau situasi dari sudut pandang
siswa, dan sementara itu evaluasi diri semakin kuat pada diri anak didik.
Trianto (2011: 126) mengemukakan bahwa observasidan dokumentasi berkala
dapat juga dilakukan dengan cara guru merekam semua kejadian dikelas. Catatan
ini berisi rekaman sekilas tentang kesan yang tampak bermakna selama
pembelajaran berlangsung. Catatan ini dapat juga dilengkapi dengan hasil
rekaman guru pada lembar pengamatan untuk kelompok kecil.
Adapun contoh
lembar observasi dapat dilihat pada halaman lampiran 1.
b. Dialog
Siswa-Guru
Cara ini dapat dibatasi untuk masalah khusus, seperti
halnya dalam mata pelajaran IPS. Dialog siswa guru dapat juga dilakukan dalam
kelompok kecil, dan direkam secar penuh. Dalam hal ini siswa dapat diberi tugas
untuk merangkum hasil diskusi tersebut.(Trianto, 2011:127)
c. Evaluasi
Diri Siswa-Guru
Dalam mengevaluasi pembelajaran terpadu, evaluasi/
penilaian diri juga dapat dipakai. Siswa dapat menyusun sendiri pertanyaan
kemudian menjawabnya sendiri pula. Selanjutnya guru dapat juga melakukan
evaluasi diri untuk perbaikan dalam perencanaan maupun pelaksanaan
pembelajaran. (Trianto, 2011: 128)
d. Tes
dan Ujian
Pada pembelajaran terpadu tes dan ujian dilakukan baik untuk satu tema
pembelajaran maupun untuk beberapa tema. Perlu juga diketahui, bahwates formal
tidak atau belum memberikan informasi yang cukup tentang bagaimana seorang anak
sebagai individu berpikir dan menguasai konsep-konsep, bagaimana mereka dapat melakukan
belajar sendiri, dan bagaimana mereka menggunakan kemampuan integrasinya.
(Prabowo dalam Trianto, 2011: 128)
2.
Teknik, Bentuk, dan Instrumen Penilaian Pembelajaran
Terpadu
a. Teknik
Penilaian
Teknik penilaian merupakan cara yang dipergunakan dalam melaksanakan
penilaian tersebut. Teknik-teknik yang dapat diterapkan untuk jenis tagihan tes
meliputi: (1) kuis, dan (2) tes harian. Sedangkan untuk jenis tagihan nontes,
teknik-teknik penilaian yang dapat diterapkan adalah (1) observasi, (2) angket,
(3) wawancara, (4) tugas, (5) Proyek, dan (6) Portofolio. (Trianto, 2011:128)
b. Bentuk
Instrumen Penilaian
Bentuk instrumen merupakan alat yang digunakan dalam
melakukan penilaian/ pengukuran/ evaluasi terhadap pencapaian kompetensi peseta
didik. Bentuk instrumen yang dikelompokkan menurut jenis tagihan dan teknik
penilaiannya adalah sebagai berikut:
1)
Tes
à isian, Benar-salah, menjodohkan, pilihan ganda, dan
unjuk kerja.
2)
Nontes
à panduan observasi, kuesioner, panduan wawancara, dan
rubrik. (Trianto, 2011: 129)
c. Instrumen
Penilaian
Instrumen merupakan alat yang dapat digunakan untuk
mengukur tingkat ketercapaian kompetensi. Apabila penilaian menggunakan teknik
ter tertulis uraian, tes unjuk kerja dan tugas rumah yang berupa proyek, harus
disertai dengan rubrik penilaian.
Jenis penilaian terpadu terdiri dari tes dan non tes. Sistem penilaian
dengan menggunakan tes merupakan sistem penilaian konvensional. Sistem ini
kurang dapat menggambarkan kemampuan peserta didik secara menyeluruh, sebab
hasil belajar digambarkan dalam bentuk angka yang gambaran maknanya sangat
abstrak. Oleh karena itu, untuk melengkapi gambaran kemajuan belajar secara
menyeluruh maka dilengkapi dengan nontes, seperti terlihat pada gambar 1
dibawah ini. (Trianto, 2011: 129-130)
Gambar 1 Model Evaluasi Pembelajaran Tepadu
Sejalan dengan gambar diatas, Nasar (2006: 60)
menjelaskan beberapa teknik penilaian beserta penjabarannya yang terlihat dalam
tabel 2 berikut ini.
Tabel 2 Teknik Penilaian beserta Penjabarannya
Jenis
|
Prefe
|
|||
Tes
|
Tertulis
|
Objektif
|
Pilihan Ganda
|
Lebih sesuai untuk indikator kognitif
|
Menjodohkan
|
||||
Benar-Salah
|
||||
Isian
|
||||
Subjektif
|
Uraian Terbuka
|
|||
Uraian Tertutup
|
||||
Lisan
|
Objektif
|
Kuis
|
||
Subjektif
|
Pemahaman
|
|||
Perbuatan
|
Produk
|
Lebih sesuai untuk indikator Psikomotor
|
||
Kinerja
|
||||
Non Tes
|
Pengamatan
|
Lebih sesuai untuk indikator Afektif
|
||
Daftar Periksa
|
||||
Skala Sikap
|
||||
Angket
|
||||
Portofolio
|
Dipakai untuk mengamati perkembangan kemampuan kognitif
dan psikomotor
|
Dalam kelas pembelajaran terpadu, siswa sibuk, aktif, dan terlibat. Guru
hendaknya sadar akan aksi dan reaksi siswa, dan selalu membuat catatan, yang
kemudian akan dianalisis, hasil analisis ini juga dapat dipakai sebagai bahan
pertimbangan data melalui proses pembelajaran terpadu. Oleh karena itu, data
pembelajaran terpadu perlu dirancang instrumen yang sesuai untuk mengevaluasi
proses dan produk dari pembelajaran tersebut.
C. Prosedur
Pengembangan dan Format Penilaian Pembelajaran Terpadu di SD
1. Prosedul
Pengembangan Penilaian Terpadu di SD
Penilaian
memberi informasi untuk pengambilan keputusan tentang misalnya (1) Apa yang
dipelajari?, (2) Aapakah siswa bisa naik kelas?, (3) Nilai berapa yang tepat?,
(4) Siswa harus masuk kelompok mana ?, (5) Bantuan apa yang perlu diberikan?,
(6) Metode mengajar mana yang perlu diperbaiki?, (7)
Kurikulm mana yang perlu diubah?. Penilaian memberi informasi yang bisa
dijadikan dasar pengambilan keputusan untuk meningkatkan hasil pendidikan.
Penilaian yang berkualitas akan menghasilkan informasi yang realible dan valid. Untuk menghasilkan informasi yang realible dan valid, perlu
ada bukti pendukung yang menykinkan bahwa penilaian yang menghasilkan informasi
tersebut memang berkualitas tinggi.
1.
Perencanaan
Dalam
tahap ini ditempuh langkah-langkah kegiatan sebagai berikut :
a. Merumuskan
tujuan penilaian yang ingin dicapai baik tujuan yang ingin dicapai oleh guru
maupun siswa. Pada dasarnya penilaian ini bertujuan untuk membantu siswa dalam
meningkatkan prestasi belajarnya, tetapi bagi guru melalui penilaian dapat
melakukan:
1) Identifikasi
kekuatan dan kelemahan siswa dan memonitor tahap perkembangannya.
2) Melihat
sampai sejauh mana aktivitas pebelajaran telah mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
3) Memilih
aktivitas-aktivitas yang tepat dan memilih strategi mengajar yang telah
ditetapkan.
4) Memberikan
umpan balik kepada siswa dalam bentuk peberian penghargaan, saran, dan kritik
yang membangun.
5) Memilih
informasi yang cukup sebagai dasar untuk pelapor hasil belajar siswa kepada
orang tua.
6) Menyediakan
informasi yang berharga bagi guru, pimpinan dan siswa baru periode berikutnya.
b. Menentukan
criteria keberhasilan yang ingin dicapai, baik oleh siswa maupun oleh guru.
c. Menentukan
teknik dan instrumen yang akan digunakan dalam proses penilaian.
2.
Pelaksanan
Dalam
proses pelaksanaan penilaian , haruslah disadri oleh;
a. Penilaian
berlangsung sejak awal sampai dengan akhir proses pembelajaran.
b. Penilaian
harus dilihat sebagai proses yang berkelanjutan, lebih dari sekedar salah satu
aspek belajar yang harus dicapai sebagai bagian suatu program.
c. Penilain
dapat diserahkan pada proses maupun produ serta program.
3.
Penyusunan
dan Penyajuan Laporan
Laporan
hasil penilan disusun dengan jalan memperhitungkan seluruh informasi yang
terkumpul dan pengolahannya. Penyusunan laporan tersebut dilakukan secara
logis, sistematis, dan secara komprehensif yang diakhiri dengan sejumlah
rekomendasi dan saran-saran.
4.
Tahap
Tindak-Lanjut
Hasil
pengolahan informasi dan saran-saran itu ditinjaklanjuti secara operasional.
Perlu dikemukakan bahwa tidak seluruh kegiatan akhir berupa tindak lanjut
dilakukan pada akhir kegiatan karena penilaian dilakukan secara terus-menerus.
Selanjutnya umpan balik dimanfaatkan untuk meningkatkan kegiatan belajara
mengajar.
2. Format
Penilaian Pembelajaran Terpadu di SD
Beberapa
bentu model alat penilaian yang dapat digunakan dalam pelaksanaan penilaian
pembelajaran terpadu sebagaimana diuraikan pada kegiatan belajar I dapat
diaplikasikan oleh guu dengan menggunakan format penilaian yang mendukung
diperolehnya informasi dari siswa. Formatini disesuaikan dengan jenis/bentuk
alat penilaian yang digunakan. Berikut akan dikemukakan contoh format tersebut,
antara lain:
a.
Format
Observasi
Format
observasi yang dapat digunakan dalam kegiatan penilaian pelaksanaan pembelajaran
terpadu dilakukan baik pada tahap perencanaan maupun pelaksanaan pembelajaran
terpadu dengan indikator kemampuan dan penguasaan yang telah ditetapkan
sebagaimana dapat dilihat pada format 1 sampai format 4 yang dapat terlihat pada lampiran 2. Sedangkan dari
segi sasarannya, penilaian difokuskan pada proses maupun produk pembelajaran.
b.
Format
Penilaian Diri Siswa
Bentuk
penilaian diri (siswa) juga digunakan dalam penilaian pebelajaran terpadu.
Berkaitan dengan hal ini siswa dapat menyusun sendiri pertanyaan dan
selanjutnya mengisi langsung jawaban dari pertanyaan tersebut dengan
mengorganisasikan gagasannya sendiri. Selain itu, guru juga dapat melakukan
penilaian diri berkaitan dengan proses pembelajaran yang telah dilakukannya.
Format
penilaian diri dalam bentuk jurnal tulisan siswa dapat digunakan sebbagai
masukan bagi guru untuk memberikan pertimbangannya, motivasi dan penguatan
kepada siswa berkaitan dengan upaya peningkatan kemajuan belajar selanjutnya.
Format tersebut dapat dilihat dalam lampiran 3.
c.
Format
Portofolio
Hasil
penilaian proses, produk dan penilaian program didokumantasikan dalam satu
bentuk portofolio. Portofolio ini dapat dijadikan sebagai salah satu naskah
bagi guru untuk memutuskan nilai setiap siswa serta penyusunan perencanaan pebelajaran
selanjutnya. Adapun contoh Format portofolio
hasil kegiatan siswa dapat dilihat pada lampiran 4.
d.
Rubrik
Berkaitan
dengan hasil simpulan portofoliao dan format penilaiannya sebagaimana
dipaparkan dalam dua format diatas, guru dapat menyusun criteria penilaian
secara kolaboratif dengan melibatkan siswa sehingga anak dapat mengetahui
kriterian tersebut dan dapat mengukur kemampuannya.
e.
Cuplikan
Kerja
Dalam
menilai performansi belajar siswa, guru dapat melakukan pemberian tugas yang
menuntut mereka untuk memperlihatkan hasil untuk kerja mereka. Sebagai contoh
dalam pembelajaran IPA, siswa diarahkan untuk melakukan suatu percobaan dalam
rangka menemukan pemahaman sebuah konsep.
Setelah
siswa melakukan kegiatannya maka guru sudah dapat memnerikan pertimbangan
pencapaian kemampuan, keterampilan, sikap, dan pemahaman tentang konsep yang
telah mereka pelajari dengan melakukan penilaian terhadap hasil untuk kerja
siswa.
f.
Masukan
Orang Tua
Keterlibatan
orang tua dianggap amanat positif untuk meningkatkan presentasi belajar sisiwa.
Oleh karena itu, dalam penilaian pembelajaran terpadu, masukkan informasi dari
orang tua akan dapat membantu memberikan gambaran yang menghapus penafsiran
yang keliru dari pihak guru dan siswa Penyelanggaraan pengamatan oleh orang tua
pun memungkinkan guru dan orang tua berorientasi dalam kaitan kemajuan dan
kekurangan anak yang bersangkutan. Sekaligus memungkinkan interaksi pula antara
guru dengan siswa. Masukan orang tua dimanfaatkan untuk memperbaiki
pembimbingan anak dan juga strategi belajar mengajar dikelas. Adapun format observasi orang tua dapat dilihat pada
lampiran 5.
g.
Penilaian
Berkala
Penilaian
berkala pada dasarnya terdiri atas beberapa butir aspek sifat yang dinilai.
Penilaiannya diubah dari katergori
(data nominal) menjadi data yang interval dalam rentang 1-5. Berdasarkan hasil
pengamatan, guru yang bersangkutan mengisi salah satu nilai (misalnya skor 4)
pada salah satu aspekk. Penetapan nilai itu dibuat berdasarkan pertimbangan
yang bersangkutan. Tentu saja keterlatihan dan pengalaman dalam memakai
instrument itu diperlukan agar dapat diperoleh nilai yang lebih mendekati skor
yang sebenarnya Meskipun pelaksanaanya bersifat objektif, data itu tetap
penting dan bermanfaat.
Lampiran
1. Contoh Lembar Observasi
(a) Daftar
Cek Keterampilan Intelektual dan Sosial
Jenis Kemampuan
|
Ya
|
Belum Berkembang
|
Intelektual
è Keterbukaan
è Kreativitas
è Rasa ingin tahu
|
||
Sosial
è Kemampuan bekerja sama
è Kemandirian (Percaya diri dan kontrol diri)
è Kepedulian terhadapa orang lain
è Kepedulian terhadap lingkungan
è Kepercayaan diri
|
Sumber:
Prabowo dalam Trianto, 2011:126
(b) Skala
Penialaian Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu
Pelaksanaan Kegiatan
Nama (Kelompok/Individu) :
................................................
No.
|
Aspek yang Dinilai
|
Skor
|
Keterangan
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
|||
1.
|
Ketaatan pada perencanaan
à Pemberian informasi
à Penggunaan Sumber
à Penggunaan bahan dan alat
à Penggunaan Waktu
|
|||||
2.
|
Pengelolaan kelas
à Antusiasme
à Memotivasi kerja kelompok
|
|||||
3.
|
Keberanian
|
|||||
4.
|
Proses pembelajaran
|
|||||
5.
|
Produk
|
Lampiran
2. Format Observasi
FORMAT OBSERVASI
Perencanaan
Kegiatan
Form
I
Nama
Kelompok:
No.
|
Aspek yang
dinilai
|
Skor
|
Keterangan
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
|
Kelogisan
alasan
Kerja sama
kelompok, partisipasi
Toleransi dan
sopan santun
Penggunaan
Bahasa Indonesia
Disiplin waktu
Produktivitas
|
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
|
Keterangan : ………,…….200…
1=
sangat tidak baik Guru
yang bersangkutan
2
= tidak baik
3
= cukup
4
= baik
(…………………………)
5
= baik sekali
FORMAT OBSERVASI
Perencanaan
Kegiatan
Form
II
Nama
Kelompok:
No.
|
Aspek yang
dinilai
|
Skor
|
Keterangan
|
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
|
Kelengkapan
informasi/data
Kerja sama
kelompok, partisipasi
Disiplin waktu
Minat dan
antusiasme
Keberanian
(komunikasi dan berkelompok
Produktivitas
|
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
|
||
Keterangan : ………,…….200…
1=
sangat tidak baik Guru
yang bersangkutan
2
= tidak baik
3
= cukup
4
= baik
(…………………………)
5
= baik sekali
FORMAT PENILAIAN
Hasil
Laporan Tertulis
Form
III
Nama
Kelompok:
No.
|
Aspek yang
dinilai
|
Skor
|
Keterangan
|
|
1.
2.
3.
4.
|
Kelengkapan
informasi/data
Sistematika
laporan
Penggunaan
bahas
a. Pemilihan
kosa kata
b. Keefektifan
kalimat
c. Penyususana
paragraph
d. Kelogisan
penyampaian
e. Ejaan
dan tanda baca
Kesesuaian
bentuk-bentuk laporan
|
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
|
||
Keterangan : ………,…….200…
1=
sangat tidak baik Guru
yang bersangkutan
2
= tidak baik
3
= cukup
4
= baik
(…………………………)
5
= baik sekali
FORMAT OBSERVASI
Form IV
h. Sajian nonverbal (gambar/foto/matrik/diagram/rekaman
kaset/video)
Nama Kelompok :
No.
|
Aspek
yang dinilai
|
Skor
|
Kerterangan
|
1.
2.
3.
4.
|
Kemenarikan
Kebermaknaan
Keterkaitan
dengan tema
Kejelasan
pesan
|
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
|
Keterangan : ………,…….200…
1=
sangat tidak baik Guru
yang bersangkutan
2
= tidak baik
3
= cukup
4
= baik
(…………………………)
5
= baik sekali
Lampiran
3. Evaluasi Diri
EVALUASI DIRI
Nama :
Kelas :
a. Yang
saya ketahui dari pelajaran ini:
-
-
-
b. Yang ingin saya ketahui lebih lanjut dari
pelajarsn ini :
-
-
-
c. Hal yang
saya senangi dari pelajaran ini :
-
-
-
d. Hal-hal
yang tidak saya pahami dari pelajaran ini :
-
-
-
e. Nilai yang
cocok buat saya untuk pelajaran ini, alasan :
-
-
-
f. Saran untuk
pelajaran ini dalam tahun mendatang :
-
-
-
|
format lain untuk
penilaian diri dapat dilihat dalam contoh di bawah ini :
Penilaian
Diri
|
|||
Keterampilan
|
Sangat Baik (SB)
|
Baik (B)
|
Cukup (C)
|
Apakah saya penyimak yang baik ?
|
|||
Apakah saya memberi kesempatan bicara
kepada orang lain ?
|
|||
Apakah saying berbicara dengan sopan ?
|
|||
Apakah saya sudah memberikan dorongan
kepada orang lain ?
|
Lampiran
4. Format Portofolio
Selanjutnya
guru akan menetapkan format penilaian
portofolio sebagai berikut.
Penilaain portofolio
Nama
Siswa :
Guru :
Tanggal :
1. Konsep,
prosedur, hubungan yang sudah dipahami ………………………….
2. Lingkup
perkembangan pemahamannya ………………………………………
3. Lingkup
kebutuhan dominan yang harus bdiberikan untuk perkembangan pemahamannya dalam
hal ………………………………….
4. pekerjaan
yang sudah diselesaikan ………………………………………….
5. Pekerjaan
yang memerlukan revisi …………………………………………….
6. Penilaian
untuk masing-masing lingkup :
a. Kemampuan
memecahkan masalah ………………………
b. Kemampuan
berfikir kritis ………………
c. Kemampuan
berbahasa ………………………………..
d. Dan
lain sebagainya.
Skor
: …………………..
Lampiran
5. Format Observasi Orang Tua
Format
Observasi Orang Tua
Tanggal :
____________________
Selamat datang di kelas
kami. Saat anda berkunjung, anda diminta untuk mengobservasi dan membuat
catatan dalam beberapa atau seluruh format pertanyaan berikut :
1. Saat
saya memperhatikan anak saya saat dia bekerja, saya berharap menyaksikan:
2. Saat
saya menyaksikan anak saya di kelas, saya terkejut melihat /;
3. Saat
saya memperhatikan anak saya di kelas, saya senang melihat :
4. Selama
berkunjung, saya merasa kagum tentang :
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Keberhasilan
pengajaran tidak hanya dilihat dari hasil belajar yang dicapai oleh siswa,
tetapi juga dari segi prosesnya. Hasil belajar pada dasarnya merupakan akibat
dari suatu proses belajar. Ini berarti optimalnya hasil belajar siswa
tergantung pula pada proses belajar siswadan proses mengajar guru. Oleh sebab itu,
perlu dilakukan penilaian terhadap proses belajar-mengajar.Dimensi penilaian
proses belajar-mengajar berkenaan dengan komponen-komponen proses
belajar-mengajar seperti tujuan pengajaran, metode, bahan pengajaran, kegiatan
belajar oleh murid, kegiatan mengajar guru, dan penilaian . Kriteria yang
digunakan dalam menilai proses belajar mengajar antara lain ialah konsitensi
kegiatan belajar mengajar dengan kurikulum, keterlaksanaan oleh guru,
keterlaksanaanya oleh siswa, motivasi belajar siswa, keaktifan siswa, interaksi
guru siswa, kemampuan atau ketrampilan guru, kualitas hasil belajar siswa.
Dimensi
penilaian proses belajar-mengajar berkenaan dengan komponen-komponen hasil
pembelajaran seperti Masukan baku/pasar (peserta didik), Masukan instrumental
(kurikulum, metode mengajar, sarana dan guru), Masukan lingkungan (lingkungan
sosial dan lingkungan bukan manusia), dan Keluaran (hasil output) dari
pembelajaran. Sedangkan kriteria penilaian hasil pembelajaran antara lain
dikembangkan dengan mengacu pada tiga aspek yaitu pengetahuan, keterampilam dan
sikap, menggunakan berbagai cara didasarkan pada tuntutan kompetensi dasar,
mengacu pada tujuan dan fungsi penilaian (sumatif, formatif), mengacu kepada
prinsip diferensiasi, dan tidak bersifat diskriminatif.
B.
Saran
Diharapkan penilai dalam hal ini guru memperhatikan
komponen-komponen dalam penilaian proses dan hasil pembelajaran. Diharapkan
dalam hal in,i guru dapat menyusun standar yang baik dalam menentukan kriteria
untuk penilaian hasil dan proses pembelajaran.
DAFTAR
PUSTAKA
Trianto. 2011.
Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta:
Bumi Aksara.
Hernawan, Asep
Henry. 2007. Pembelajaran Terpadu di SD.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Nasar. 2006. Merancang Pembelajaran Aktif dan Kontekstual
Berdasarkan “SISKO”. Jakarta: Grasindo.
No comments:
Post a Comment